Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Terminal mini bus di Kecamatan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan, yang dibangun tahun 2012 dengan menelan biaya miliaran rupiah tidak difungsikan bahkan dijadikan tempat maksiat.
Salah seorang tokoh masyarakat Aceh Selatan Teuku Sukandi di Tapaktuan, Jumat mengatakan, bangunan terminal di Desa Krueng Luas yang sudah tidak terpakai sejak beberapa tahun lalu itu selama ini diduga telah menjadi tempat maksiat yakni tempat mesum, perjudian dan minuman keras oknum tertentu, karena didukung dengan letaknya yang berada di pinggir jalan nasional yang sepi dari rumah penduduk.
Sejatinya, infrastuktur umum itu difungsikan sebagai tempat mangkal bus-bus penumpang yang beroperasi di kawasan itu, dengan tujuan mempermudah masyarakat mendapatkan transportasi sekaligus memacu pemasukan daerah dan pengembangan wilayah kecamatan.
Ia mengatakan, pembangunan dua terminal bus mini masing-masing di Krueng Luas dan Labuhan Haji yang saat ini kondisinya tidak dapat difungsikan, membuktikan ketidakmampuan Pemkab Aceh Selatan dalam membuat perencanaan yang matang dan strategis.
Dikatakan, kedua terminal itu menjadi benda mati yang tidak kunjung dimanfaatkan atau lebih tepat disebut terbengkalai, sehingga penggunaan anggaran negara terkesan dibuang percuma atau mubazir.
"Buktinya, terminal mini Krueng Luas saat ini sudah ditumbuhi semak belukar. Masyarakat mencemaskan fasilitas tersebut digunakan pihak tidak bertanggungjawab untuk berbuat dosa. Logikanya, jika tersedia tempat, kesempatan, peluang dan waktu tanpa pengawasan maksimal, maka syetan akan menggoda umat manusia untuk berbuat jahat atau maksiat," ujar Teuku Sukandi.
Camat Trumon Timur Teuku Masrizar saat dimintai tanggapannya membenarkan pihaknya mulai mencium gelagat kurang sedap di lokasi terminal dimaksud.
"Ada dugaan selama ini lokasi dan fasilitas terminal disalah fungsikan oleh oknum tidak dikenal. Terminal itu dijadikan tempat maksiat seperti judi, pacaran bahkan penyalahgunaan narkoba," ujar dia.
Pihak kecamatan sedang mencari alternatif sebagai solusi penyelesaian persoalan itu, sehingga momok yang sangat dikeluhkan masyarakat selama ini dapat menjadi nuansa hiburan, kata Masrizar.
Menghindari kekhawatiran dan kondisi buruk itu, kata Masrizal, pihaknya mengajak warga untuk membuka warung kopi di seputar lokasi terminal.
"Seiring waktu, kehadiran warung kopi mulai diserbu pengunjung, kondisi sepi jadi ramai. Bahkan sekarang sedang berlangsung kegiatan pasar malam selama 20 malam. Kita harus mampu mengambil sikap untuk mengatasi penyalahgunaan fungsi," jelas Masrizar.
Ia menambahkan, jika potensi itu sudah dicoba, Insyaallah secara berangsur-angsur keberadaan terminal mini Krueng Luas, Trumon Timur akan difungsikan pemerintah sesuai peruntukannya.
Salah seorang tokoh masyarakat Aceh Selatan Teuku Sukandi di Tapaktuan, Jumat mengatakan, bangunan terminal di Desa Krueng Luas yang sudah tidak terpakai sejak beberapa tahun lalu itu selama ini diduga telah menjadi tempat maksiat yakni tempat mesum, perjudian dan minuman keras oknum tertentu, karena didukung dengan letaknya yang berada di pinggir jalan nasional yang sepi dari rumah penduduk.
Sejatinya, infrastuktur umum itu difungsikan sebagai tempat mangkal bus-bus penumpang yang beroperasi di kawasan itu, dengan tujuan mempermudah masyarakat mendapatkan transportasi sekaligus memacu pemasukan daerah dan pengembangan wilayah kecamatan.
Ia mengatakan, pembangunan dua terminal bus mini masing-masing di Krueng Luas dan Labuhan Haji yang saat ini kondisinya tidak dapat difungsikan, membuktikan ketidakmampuan Pemkab Aceh Selatan dalam membuat perencanaan yang matang dan strategis.
Dikatakan, kedua terminal itu menjadi benda mati yang tidak kunjung dimanfaatkan atau lebih tepat disebut terbengkalai, sehingga penggunaan anggaran negara terkesan dibuang percuma atau mubazir.
"Buktinya, terminal mini Krueng Luas saat ini sudah ditumbuhi semak belukar. Masyarakat mencemaskan fasilitas tersebut digunakan pihak tidak bertanggungjawab untuk berbuat dosa. Logikanya, jika tersedia tempat, kesempatan, peluang dan waktu tanpa pengawasan maksimal, maka syetan akan menggoda umat manusia untuk berbuat jahat atau maksiat," ujar Teuku Sukandi.
Camat Trumon Timur Teuku Masrizar saat dimintai tanggapannya membenarkan pihaknya mulai mencium gelagat kurang sedap di lokasi terminal dimaksud.
"Ada dugaan selama ini lokasi dan fasilitas terminal disalah fungsikan oleh oknum tidak dikenal. Terminal itu dijadikan tempat maksiat seperti judi, pacaran bahkan penyalahgunaan narkoba," ujar dia.
Pihak kecamatan sedang mencari alternatif sebagai solusi penyelesaian persoalan itu, sehingga momok yang sangat dikeluhkan masyarakat selama ini dapat menjadi nuansa hiburan, kata Masrizar.
Menghindari kekhawatiran dan kondisi buruk itu, kata Masrizal, pihaknya mengajak warga untuk membuka warung kopi di seputar lokasi terminal.
"Seiring waktu, kehadiran warung kopi mulai diserbu pengunjung, kondisi sepi jadi ramai. Bahkan sekarang sedang berlangsung kegiatan pasar malam selama 20 malam. Kita harus mampu mengambil sikap untuk mengatasi penyalahgunaan fungsi," jelas Masrizar.
Ia menambahkan, jika potensi itu sudah dicoba, Insyaallah secara berangsur-angsur keberadaan terminal mini Krueng Luas, Trumon Timur akan difungsikan pemerintah sesuai peruntukannya.