Meulaboh (ANTARA Aceh) - Harga pembelian karet mentah hasil deresan petani di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mengalami kenaikan sebesar 20 persen, yakni dari Rp5.000 menjadi Rp7.000 per kilogramnya.
Zamhuri, salah seorang penderes di Kecamatan Panton Reu, Jumat, mengatakan, naiknya harga pembelian karet petani tersebut dipicu tingginya permintaan pasar para agen pengumpul.
"Walaupun tidak begitu besar kenaikannya, tapi paling tidak bisa menggugah minat petani untuk menderes karet, atau bisa jadi kedepan semakin tinggi, mudah-mudahan saja," katanya.
Kenaikan harga karet tersebut salah satunya dipengaruhi oleh faktor terbatasnya ketersediaan bahan baku getah karet dari sentra produksi, akibatnya para agen pengumpul terpaksa menaikan harga pembalian agar petani kembali berproduksi.
Bukan tidak mungkin, upaya agen pengumpul di desa-desa demikian adalah karena dorongan dari agen penampung lebih besar (pengusaha getah karet) yang membutuhkan bahan baku lebih banyak untuk kebutuhan industri di pasar luar Aceh.
Biasanya juga harga pembelian agen pengumpul dalam bentuk borongan seharga Rp4.500/Kg, saat ini para agen juga sudah dapat menjual keluar dengan harga borongan Rp6.500/Kg, belum lagi dihitung ongkos antar jemput.
Meskipun kenaikan harga karet mentah ini belum sampai kepada harga yang lebih memihak kepada masyarakat golongan bawah, namun setidaknya bisa memberikan nilai tambah bagi petani yang menjadikan profesi itu sebagai kerja sampingan.
"Umumnya kami adalah petani padi sawah, jadi menderes karet itu boleh dibilang kerja sampingan, kalau hari ini harga karet membaik tentunya bisa memberi nilai tambah untuk belanja keluarga sehari-hari," jelasnya.
Menurut data yang disajikan oleh Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Aceh Barat, bahwa ada enam jenis komoditi unggulan hasil pertanian yang beredar dipasar sudah mengalami kenaikan harga rata-rata hampir 20 persen.
"Untuk jenis komodi unggulan ini mungki berbeda kondisi kebutuhanya sudah pasar luar, jadi daerah kita ada sebagian yang menjadi sentra produksi pertanian seperti karet maupun coklat,"kata Kepala Bidang Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Cut Titi Herawati Rahmah, ST.
Adapun sejumlah komoditi unggulan yang mengalami kenaikan harga tersebut pertama adalah karet, dari harga Rp5.000 naik menjadi Rp7.000/Kg, kemudian biji coklat (kakao) dari Rp18.000 naik menjadi Rp20.000/Kg, jahe basah dari Rp12.000 menjadi Rp14.000/Kg.
Seterusnya adalah biji Kopi Arabika dari harga Rp26.000 naik menjadi Rp27.000/Kg, lada hitam dari Rp160.000 menjadi Rp180.000/Kg, lada putih dari Rp170.000 naik menjadi Rp200.000/Kg.