Meulaboh (ANTARA Aceh) - Kepekatan asap dari kebakaran lahan dan hutan di area lahan gambut wilayah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, sudah di atas normal, sehingga semakin banyak warga menderita infeksi saluran pernafasan atas.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Aceh Barat, Adi Yunanda, di Meulaboh, Rabu, mengatakan, "Apalagi sejak tiga hari lalu sudah sangat tebal asapnya. Jangankan anak-anak sekolah, yang dewasa saja sangat merasakan."
Ia berharap upaya pemadaman dengan helikopter pengebom air BNPB, bencana ini dapat segera teratasi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) mengerahkan dua pesawat udara water bombing untuk menanggulangi kebakaran lahan gambut di Aceh Barat. Satu unit tiba Selasa (25/7) petang, dan satu lagi masih dalam perjalanan.
Rabu (26/7) pagi satu unit Helikopter jenis MI -17 VN sudah disiapkan untuk pengeboman dengan air pada Rabu siang, Helikopter itu terbang dari Bandara Cut Nyak Dhien, Nagan Raya, Aceh, daerah pertama sasaran di Kabupaten Aceh Barat.
Adi Yunanda menuturkan, meskipun dilakukan pengeboman air dari udara belum dapat memastikan asap akan segera berakhir, tetapi paling tidak kadar ketebalan asap yang bisa berkurang dalam kurun waktu tertentu. Itupun bila tidak bertambah titik api.
"Setelah dilakukan pemadaman kemungkinan berkurang kadar asapnya, bila disiram dengan air dari heli, tapi saya khawatirnya bisa jadi asap itu seperti kasus di Riau. Kebakarannya di Riau, tapi yang mengalami asap Negara Singapura dan Malaysia," katanya.
Adi Yunanda menyarankan, ada baiknya masyarakat melaksanakan ritual umat Islam seperti shalat mohon hujan (istisqo), sebab kondisi saat ini bukan hanya kebakaran lahan dan hutan, namun juga terjadi kekeringan.
Kebakaran lahan gambut di wilayah Aceh Barat dan sekitarnya dalam sepekan ini menyebabkan ketebalan asap masih mengepung wilayah Kota Meulaboh Aceh Barat, kondisi ini sudah sangat mengganggu masyarakat.
Sementara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Meulaboh, di Kabupaten Nagan Raya mendeteksi titik panas di wilayah Aceh Barat dan Nagan Raya, hilang timbul.
Hasil pemantauan pada Rabu (26/7) pukul 02.00 WIB, menunjukkan hanya ada tujuh titik panas.