Wakil Ketua Malaysian Association of Tour and Travel (MATTA) Selangor Wan Shairi Wan Ahmad mengatakan saat ini sejumlah destinasi pariwisata di Aceh lebih terkenal dibandingkan Medan, Sumatera Utara, di kalangan wisatawan Negeri Jiran.
"Sekarang Aceh terkenal di pasar Malaysia. Dahulu kalau mau ke Indonesia ke Medan dulu sekarang kalau orang ditanya mau ke Aceh. Ada sesuatu yang mau dieksplorasi di sana," kata Direktur WSF Travel & Tours Sdn Bhd tersebut di Kuala Lumpur, Jumat.
Dia mengatakan dirinya adalah pemilik travel agen dan mempunyai grup yang kebanyakan berminat ke Aceh.
"Saya punya grup ke Aceh juga ternyata menjual Aceh mudah. Tamu pulang gembira tidak terlalu stres, aman, nyaman. Tidak seperti kota-kota besar yang macet. Dulu Medan dan Aceh satu dua, mungkin sekarang Aceh satu dan Medan dua," katanya.
Dia mengatakan kunjungan wisatawan ke Aceh sekarang lebih banyak dari ke Medan sehingga sangat positif.
"Saya harapkan ini akan berkembang lama dan Aceh diharapkan mengenalkan produk-produk yang baru. Aceh terkenal dengan tradisi. Coba dibuat perjalanan banyak ke pendidikan. Contoh buat program antar sekolah. Kalau kita mau mendidik dari anak-anak Kalau dengan anak-anak dampaknya panjang," katanya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh menyatakan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Provinsi Aceh pada Oktober 2019 mencapai 2.563 orang, meningkat 7,19 persen dibandingkan September 2019.
"Jika dibandingkan Oktober 2018, kunjungan wisman terjadi peningkatan sebesar 23,88 persen," kata Kepala BPS Aceh Wahyuddin.
Dia menyebutkan secara kumulatif mulai Januari hingga Oktober 2019 tercatat sebanyak 24.062 orang wisman berkunjung ke Aceh, namun mengalami penurunan sebesar 12,57 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Turis terbanyak yang melancong ke Aceh pada Oktober berasal dari Malaysia sebanyak 1.788 orang.
ada empat cluster pembagian kawasan destinasi Aceh yakni Wisata Bahari, Religi dan Heritage (Sabang, Banda Aceh, Aceh Besar), Wisata Agro, Adventure dan Budaya (Takengon dan Bener Meriah), Wisata Bahari dan Ekowisata (Singkil, Simeulue), Wisata Kuliner dan Heritage
(Bireun, Aceh Utara dan Lhokseumawe).
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Sekarang Aceh terkenal di pasar Malaysia. Dahulu kalau mau ke Indonesia ke Medan dulu sekarang kalau orang ditanya mau ke Aceh. Ada sesuatu yang mau dieksplorasi di sana," kata Direktur WSF Travel & Tours Sdn Bhd tersebut di Kuala Lumpur, Jumat.
Dia mengatakan dirinya adalah pemilik travel agen dan mempunyai grup yang kebanyakan berminat ke Aceh.
"Saya punya grup ke Aceh juga ternyata menjual Aceh mudah. Tamu pulang gembira tidak terlalu stres, aman, nyaman. Tidak seperti kota-kota besar yang macet. Dulu Medan dan Aceh satu dua, mungkin sekarang Aceh satu dan Medan dua," katanya.
Dia mengatakan kunjungan wisatawan ke Aceh sekarang lebih banyak dari ke Medan sehingga sangat positif.
"Saya harapkan ini akan berkembang lama dan Aceh diharapkan mengenalkan produk-produk yang baru. Aceh terkenal dengan tradisi. Coba dibuat perjalanan banyak ke pendidikan. Contoh buat program antar sekolah. Kalau kita mau mendidik dari anak-anak Kalau dengan anak-anak dampaknya panjang," katanya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh menyatakan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Provinsi Aceh pada Oktober 2019 mencapai 2.563 orang, meningkat 7,19 persen dibandingkan September 2019.
"Jika dibandingkan Oktober 2018, kunjungan wisman terjadi peningkatan sebesar 23,88 persen," kata Kepala BPS Aceh Wahyuddin.
Dia menyebutkan secara kumulatif mulai Januari hingga Oktober 2019 tercatat sebanyak 24.062 orang wisman berkunjung ke Aceh, namun mengalami penurunan sebesar 12,57 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Turis terbanyak yang melancong ke Aceh pada Oktober berasal dari Malaysia sebanyak 1.788 orang.
ada empat cluster pembagian kawasan destinasi Aceh yakni Wisata Bahari, Religi dan Heritage (Sabang, Banda Aceh, Aceh Besar), Wisata Agro, Adventure dan Budaya (Takengon dan Bener Meriah), Wisata Bahari dan Ekowisata (Singkil, Simeulue), Wisata Kuliner dan Heritage
(Bireun, Aceh Utara dan Lhokseumawe).
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019