Pemkab Aceh Timur merencanakan akan menjadikan sepanjang pesisir pantai di daerah itu sebagai lokasi wisata alam mangrove.
“Rencananya kalau memungkinkan kita akan menanam mangrove di sepanjang pantai karena pohon itu sangat bermanfaat," kata Asisten II Sekdakab Aceh Timur Usman A Rachman disela-sela melakukan penanaman mangrove secara simbolis di Pantai Gampong (desa) Matang Peulawi, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur, Rabu (8/1).
Secara fisik mangrove kuat sehingga tidak mudah dihantam ombak dan tidak mudah terjadi abrasi pantai dan bencana lainnya, tambah dia.
Ia menambahkan, di samping itu mangrove juga dapat menetralkan polusi air dan polusi udara, dengan ada pohon mangrove dapat mengembangbiakkan mahkluk yang hidup di air.
Di sisi lain, kata Usman mangrove juga dapat mendatangkan ekonomi dengan memanfaatkan buahnya untuk dijadikan minuman.
“Dan kulit mangrove juga bisa dijual untuk dijadikan pengawet pakaian, jika mangrove sudah tumbuh besar dan pantainya juga berpotensi bisa dijadikan tempat wisata alam yaitu wisata mangrove seperti di Kota Langsa,” ujar Usman.
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Perikanan Aceh Timur Syawaluddin mengatakan dirinya menyambut positif terkait kegiatan penanaman mangrove di Matang Peulawi karena saat ini kondisi hutan mangrove di Aceh Timur sangat kritis.
“Kita juga berharap kepada desa-desa potensi perikanan lain yang ada di Aceh Timur dapat mencontohkan apa yang dilakukan hari ini,” kata Syawal.
Sementara Keuchik (kepala desa) Matang Peulawi, Barmawi mengatakan penanamnan mangrove simbolis yang dilakukan oleh masyarakat setempat dan Muspida Aceh Timur berbarengan dengan kenduri adat laot.
Ia juga mengatakan, mangrove merupakan elemen penting di daerah pesisir dengan harapan dapat mencegah abrasi pantai.
“Untuk dijadikan wisata mangrove perlu sarana penunjang yang dibutuhkan, sehingga dapat diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Timur maupun Provinsi Aceh supaya membantu untuk membangun sarana jalan untuk menunjang sektor wisata di pantai Matang Peulawi," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
“Rencananya kalau memungkinkan kita akan menanam mangrove di sepanjang pantai karena pohon itu sangat bermanfaat," kata Asisten II Sekdakab Aceh Timur Usman A Rachman disela-sela melakukan penanaman mangrove secara simbolis di Pantai Gampong (desa) Matang Peulawi, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur, Rabu (8/1).
Secara fisik mangrove kuat sehingga tidak mudah dihantam ombak dan tidak mudah terjadi abrasi pantai dan bencana lainnya, tambah dia.
Ia menambahkan, di samping itu mangrove juga dapat menetralkan polusi air dan polusi udara, dengan ada pohon mangrove dapat mengembangbiakkan mahkluk yang hidup di air.
Di sisi lain, kata Usman mangrove juga dapat mendatangkan ekonomi dengan memanfaatkan buahnya untuk dijadikan minuman.
“Dan kulit mangrove juga bisa dijual untuk dijadikan pengawet pakaian, jika mangrove sudah tumbuh besar dan pantainya juga berpotensi bisa dijadikan tempat wisata alam yaitu wisata mangrove seperti di Kota Langsa,” ujar Usman.
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Perikanan Aceh Timur Syawaluddin mengatakan dirinya menyambut positif terkait kegiatan penanaman mangrove di Matang Peulawi karena saat ini kondisi hutan mangrove di Aceh Timur sangat kritis.
“Kita juga berharap kepada desa-desa potensi perikanan lain yang ada di Aceh Timur dapat mencontohkan apa yang dilakukan hari ini,” kata Syawal.
Sementara Keuchik (kepala desa) Matang Peulawi, Barmawi mengatakan penanamnan mangrove simbolis yang dilakukan oleh masyarakat setempat dan Muspida Aceh Timur berbarengan dengan kenduri adat laot.
Ia juga mengatakan, mangrove merupakan elemen penting di daerah pesisir dengan harapan dapat mencegah abrasi pantai.
“Untuk dijadikan wisata mangrove perlu sarana penunjang yang dibutuhkan, sehingga dapat diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Timur maupun Provinsi Aceh supaya membantu untuk membangun sarana jalan untuk menunjang sektor wisata di pantai Matang Peulawi," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020