Seorang pemuda asal Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh berinisial SB (22) yang selama ini merantau di Jakarta dan sempat pindah keyakinan dari Islam kini kembali disyahadatkan.

Pemuda ini sempat menggegerkan publik di Aceh setelah menyatakan diri berpindah keyakinan dari Islam ke kristen melalui media sosial facebooknya, hanya dalam waktu singkat hal itu langsung viral dan menuai beragam tanggapan dari warganet terutama di Aceh.

Kabar itu kemudian diketahui anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman atau Haji Uma setelah adanya warga Aceh yang melaporkan perihal tersebut.

Mendapat informasi ini, Haji Uma langsung meminta stafnya untuk menghubungi SB dan di lain sisi timnya menemui pihak keluarganya di Aceh Utara guna menelusuri kebenaran informasi tersebut.

Tim Haji Uma kemudian berhasil menemui pihak keluarga dan mendapatkan data dan informasi tentang SB yang sedang berada di Jakarta Rabu (52).

Sementara staf ahli Haji Uma di Jakarta juga berhasil berkomunikasi dan menemui SB di tempat kerjanya di sebuah warung makanan seafood di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Setelah bertemu dan berkomunikasi, SB kemudian diajak bertemu Haji Uma dan pada Jumat (7/2) pagi, dia datang untuk bertemu Haji Uma di ruang kerjanya di gedung DPD RI Senayan.

"Dari awal komunikasi saudara kita sempat resistensi dan tidak mau bertemu karena satu sisi dia dalam tekanan, namun setelah pertemuan pertama pada Kamis (6/2) dia jadi lebih lunak dan bersedia untuk bertemu Haji Uma di kantor," kata Mulyadi Syarif, Staf Ahli H. Sudirman.

Namun begitu akan tiba, dia sempat tidak mau turun dari mobil tetapi setelah dibujuk secara persuasif akhirnya SB mau bertemu Haji Uma di ruang kerjanya.

Kepada Haji Uma dan stafnya, SB kemudian bercerita kronologisnya sehingga dia sempat melakukan aktivitas agama di luar Islam di sebuah tempat ibadah di Jakarta lebih kurang 10 bulan lamanya.

Dia mengaku dalam kondisi tertekan karena tidak ada uang untuk makan dan sempat tinggal di jalanan hingga kemudian bertemu seorang pemuka agama yang membantu uang Rp7,5 juta yang digunakan untuk membayar kontrakan, membayar utang dan membeli gadget.

"Saya tertekan dengan kondisi yang ada serta merasa tidak punya saudara baik seagama dan se daerah yang membantu hingga akhirnya bertemu seorang....," cerita SB sembari menunduk di hadapan Haji Uma.

Setelah mendengar cerita SB panjang lebar, Haji Uma mulai memberikan nasihat dan meminta dirinya mengingat keluarga di kampung dan merenung kembali atas apa yang terjadi.

Haji Uma juga meminta SB untuk membuang prasangka bahwa tidak ada saudara yang peduli hingga mengambil sikap demikian.

Meski demikian awalnya SB masih merespon datar dan juga mengungkapkan bahwa banyak warga Aceh yang menelepon hanya untuk mencaci dan menghujatnya.

Hal ini kemudian sebaliknya malah membuatnya bertindak acuh terhadap upaya bagi yang mengajaknya kembali pada Islam.

Namun setelah beberapa jam, SB mulai menunjukkan sikap lunak, apalagi setelah Haji Uma menunjukkan video neneknya yang memintanya untuk pulang ke Aceh.

Setelah menyaksikan video neneknya, SB mulai mau menghubungi neneknya dan meminta untuk tidak menangis karena ia akan segera pulang ke Aceh.

Sementara sebelumnya SB sama sekali tidak mau mengingat keluarga apalagi menghubunginya, namun dia mulai berubah setelah Haji Uma menjamin dan memfasilitasi serta mengawal kepulangannya nanti ke Aceh.

Hal yang kemudian diharapkan bersama terjadi setelah makan siang bakda shalat Jumat di mana SB bersedia untuk mengucapkan kembali kalimah syahadat yang dipandu oleh Haji Uma serta disaksikan stafnya.

"Alhamdulillah setelah melewati proses pendekatan dan komunikasi yang relatif lama, anak kita menjadi lunak dan tergerak hatinya untuk mengucapkan kembali kalimah syahadat," kata Haji Uma dalam keterangan tertulis.

Haji Uma selanjutnya akan memfasilitasi dan membantu SB di Jakarta sebelum nantinya akan kembali ke Aceh guna bertemu keluarganya dalam waktu dekat.

"Anak dan saudara kita ini telah kembali dan dalam hal ini saya mengucapkan terima kasih dan memohon dukungan dari seluruh pihak untuk kebaikannya ke depan. Ananda kita ini masih labil dan telah meminta maaf atas salah dan khilafnya. Kita mesti merangkulnya bukan malah mencaci atau menghujatnya yang malah membuat dia semakin tertekan dan merasa dimusuhi oleh saudara sendiri," kata Haji Uma.

Haji Uma di akhir pernyataannya meminta agar masyarakat berhenti menghujat SB dan sebaliknya merangkul serta menerimanya kembali sebagai saudara, hal ini sangat penting untuk menjaga psikologisnya yang cenderung belum begitu stabil.

"Insya Allah dalam beberapa hari ke depan SB akan kembali ke Aceh dan saya akan mendampinginya, selanjutnya kita akan berpikir langkah terbaik bagi dirinya ke depan," tutup Haji Uma.

Pewarta: Zubir

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020