Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh menyatakan pemantauan gerhana matahari parsial terpantau sempurna tanpa gangguan, meskipun piringan bulan yang menutupi matahari hanya terlihat 12 persen saat melintasi langit Tanah Rencong.

"Pemantauan gerhana matahari hari ini berhasil, meskipun tadi di pertengahan ada sedikit berawan. Berhasil dalam artian sempurna terlihat yang 12 persen itu," kata Ahli Falakiyah Kemenag Aceh Alfirdaus Putra, di Banda Aceh, Minggu.

Pemantauan gerhana matahari parsial itu berlangsung di halaman Kanwil Kemenag Aceh. Namun pelaksanaannya tidak terbuka untuk umum, mengingat fenomena tersebut terjadi di tengah pandemi COVID-19.

Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Aceh Saifuddin mengatakan pihaknya memang selalu melakukan pemantauan setiap terjadinya fenomena gerhana matahari atau pun gerhana bulan.

Biasanya, dalam kondisi normal tanpa pandemi COVID-19, Kemenag Aceh mengundang masyarakat untuk menyaksikan secara bersama-sama, sekaligus melaksankan shalat khusuf saat gerhana berlangsung.

"Memang kalau enggak ada COVID-19 ini kita undanh orang untuk melakukan shalat khusuf. Hari ini kita saja yang memantau dan live streaming di youtube Kemenag Aceh," ujarnya.

Selain di Kanwil Kemenag Aceh yang terletak di ibukota Banda Aceh, pemantaun gerhana matahari parsial juga berlangsung di Kota Lhokseumawe.

Pihaknya menyediakan lima teleskop yang digunakan dalam pengamatan fenomena alam tersebut seperti Vixen VC200L, Vixen ED 100 sf, Williams 80 serta dua unit Skywatcher E90.

Gerhana matahari parsial itu terlihat di seluruh wilayah Indonesia. Di Aceh, fenomena itu terlihat di mulai pukul 13.18 WIB, kemudian puncak parsialnya pada pukul 14.35 WIB, dan berakhir gerhana pada pukul 15.42 WIB.

"Gerhana matahari parsial ini berlangsung selama dua jam 24 menit dengan besaran piringan bulan yang menutupi matahari 12 persen," ujarnya.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020