Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan peristiwa angin puting beliung telah menghempaskan atap bangunan gedung sekolah sekitar beberapa meter ke tanah di Desa Asan Tola, Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil, Senin.
"Angin puting beliung tiba-tiba datang yang menerjang atap gedung TK (Taman Kanak-kanak), dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Rizki Ananda. Kejadiannya itu berlangsung hari ini sekitar pukul 12.15 WIB," kata Kepada Pelaksana BPBA Sunawardi di Banda Aceh, Senin.
Meski bencana tersebut merusak bangunan sekolah, namun tidak menimbulkan korban jiwa baik murid TK maupun PAUD, karena kegiatan belajar masih dilakukan dari rumah dengan sistem daring akibat pandemi virus corona.
Peristiwa yang berlangsung pada tengah hari ini, lanjut dia, sempat membuat warga di desa setempat panik akibat mendengar suara gemuruh yang disertai hujan gerimis.
"Akibatnya, mereka berhamburan mencari asal suara. Warga menemukan atap sekolah TK terhempqs ke tanah, dan bersandar di batang pohon serta menimpa pagar depan rumah seorang warga," katanya.
Ia mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Aceh Singkil hingga kini sedang melakukan pendataan, terutama kerusakan yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem berupa hujan dan angin kencang di wilayah setempat.
"Kondisi terakhir, bangunan atap seng dengan rangka baja masih berada di lokasi. Belum dibersihkan," ucap Sunawardi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Metrologi Aceh tidak bisa memperkirakan kapan terjadi angin puting beliung di suatu daerah di provinsi paling barat Indonesia ini.
"Kalau puting beliung, memang kita tidak bisa prediksi. Tapi ciri-cirinya suatu daerah di pagi hari cerah, tapi tidak ada angin. Lalu di siang hari jam 11.00 WIB atau pukul 15.00 WIB, itu mulai tumbuh awan yang pergerakan sangat cepat," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Metrologi Aceh, Zakaria Ahmad.
"Awannya hitam. Itu, ada kemungkinan besar terjadi puting beliung. Dan apabila awannya itu rendah, itu berkemungkinan hujan es," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
"Angin puting beliung tiba-tiba datang yang menerjang atap gedung TK (Taman Kanak-kanak), dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Rizki Ananda. Kejadiannya itu berlangsung hari ini sekitar pukul 12.15 WIB," kata Kepada Pelaksana BPBA Sunawardi di Banda Aceh, Senin.
Meski bencana tersebut merusak bangunan sekolah, namun tidak menimbulkan korban jiwa baik murid TK maupun PAUD, karena kegiatan belajar masih dilakukan dari rumah dengan sistem daring akibat pandemi virus corona.
Peristiwa yang berlangsung pada tengah hari ini, lanjut dia, sempat membuat warga di desa setempat panik akibat mendengar suara gemuruh yang disertai hujan gerimis.
"Akibatnya, mereka berhamburan mencari asal suara. Warga menemukan atap sekolah TK terhempqs ke tanah, dan bersandar di batang pohon serta menimpa pagar depan rumah seorang warga," katanya.
Ia mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Aceh Singkil hingga kini sedang melakukan pendataan, terutama kerusakan yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem berupa hujan dan angin kencang di wilayah setempat.
"Kondisi terakhir, bangunan atap seng dengan rangka baja masih berada di lokasi. Belum dibersihkan," ucap Sunawardi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Metrologi Aceh tidak bisa memperkirakan kapan terjadi angin puting beliung di suatu daerah di provinsi paling barat Indonesia ini.
"Kalau puting beliung, memang kita tidak bisa prediksi. Tapi ciri-cirinya suatu daerah di pagi hari cerah, tapi tidak ada angin. Lalu di siang hari jam 11.00 WIB atau pukul 15.00 WIB, itu mulai tumbuh awan yang pergerakan sangat cepat," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Metrologi Aceh, Zakaria Ahmad.
"Awannya hitam. Itu, ada kemungkinan besar terjadi puting beliung. Dan apabila awannya itu rendah, itu berkemungkinan hujan es," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020