Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh menyatakan sebanyak 217 anak di provinsi paling barat Indonesia itu telah terkonfirmasi positif terinfeksi COVID-19, bahkan satu diantaranya telah meninggal dunia.
Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropis Tim COVID-19 Anak RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh Dr dr Raihan SpA(K), Sabtu, mengatakan bahwa data itu merupakan laporan IDAI dari seluruh kabupaten/kota setiap pekan, terkait perkembangan COVID-19.
"Data sampai 28 September, berarti minggu lalu, anak yang terkonfirmasi COVID-19 itu ada 217 orang. Data ini juga yang kami laporkan ke pengurus IDAI Pusat," kata Raihan, di Banda Aceh.
Dia menjelaskan, kelompok anak menurut IDAI ialah mereka yang berumur 0-18 tahun. Semua anak yang positif berdasarkan hasil uji swab PCR, dan satu diantaranya meninggal dunia di ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU) RSUD Zainoel Abidin.
"Yang meninggal ini anak dari Banda Aceh usia satu tahun sembilan bulan. Dia ada gizi buruk juga, ada komorbid (penyakit penyerta) juga, anemia, kemudian terkena COVID-19, meninggal di ruang RICU setelah sempat dirawat beberapa hari," kata anggota IDAI itu.
Kata Raihan, dari 217 anak positif COVID-19, diantaranya 205 orang konfirmasi tanpa gejala (KTG) dan 12 orang yang bergejala. Paling banyak anak yang terinfeksi di Banda Aceh dan Aceh Besar, dan selebihnya tersebar di sejumlah kabupaten/kota.
"Jadi anak-anak itu kebanyak tidak bergejala. Ada yang bergejala sedang tapi tidak harus dirawat. Yang pernah kita dirawat itu 21 orang anak, selebihnya isolasi mandiri," kata Raihan.
Menurut dia, penularan terhadap anak itu terjadi karena adanya anggota keluarga yang positif COVID-19. Selanjutnya, ketika dilakukan pelacakan kontak erat maka didapatkan anak-anak yang juga ikut positif terinfeksi.
"Misalnya, ada kakek, neneknya, atau anggota keluarga lainnya yang positif, jadi ditracing ketemu lah anaknya positif. Jadi kebanyakan anak ini tidak bergejala, mereka tertular dari anggota keluar lain atau intra-familiar," ujarnya.
Hingga kini, kata Raihan, terdapat tujuh anak yang masih mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. Salah satunya adalah bayi yang ketika lahir di RSUD Zainoel Abidin langsung dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.
"Karena ibunya positif, jadi anaknya diperiksa 24 jam pertama dan 48 jam, diperiksa memang dia (bayi) positif COVID-19," katanya.
Sementara enam anak lainnya ialah bayi yang juga lahir dari ibu positif COVID-19, diantaranya lima orang masih menunggu hasil swab PCR, dan satu bayi hasilnya negatif, katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropis Tim COVID-19 Anak RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh Dr dr Raihan SpA(K), Sabtu, mengatakan bahwa data itu merupakan laporan IDAI dari seluruh kabupaten/kota setiap pekan, terkait perkembangan COVID-19.
"Data sampai 28 September, berarti minggu lalu, anak yang terkonfirmasi COVID-19 itu ada 217 orang. Data ini juga yang kami laporkan ke pengurus IDAI Pusat," kata Raihan, di Banda Aceh.
Dia menjelaskan, kelompok anak menurut IDAI ialah mereka yang berumur 0-18 tahun. Semua anak yang positif berdasarkan hasil uji swab PCR, dan satu diantaranya meninggal dunia di ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU) RSUD Zainoel Abidin.
"Yang meninggal ini anak dari Banda Aceh usia satu tahun sembilan bulan. Dia ada gizi buruk juga, ada komorbid (penyakit penyerta) juga, anemia, kemudian terkena COVID-19, meninggal di ruang RICU setelah sempat dirawat beberapa hari," kata anggota IDAI itu.
Kata Raihan, dari 217 anak positif COVID-19, diantaranya 205 orang konfirmasi tanpa gejala (KTG) dan 12 orang yang bergejala. Paling banyak anak yang terinfeksi di Banda Aceh dan Aceh Besar, dan selebihnya tersebar di sejumlah kabupaten/kota.
"Jadi anak-anak itu kebanyak tidak bergejala. Ada yang bergejala sedang tapi tidak harus dirawat. Yang pernah kita dirawat itu 21 orang anak, selebihnya isolasi mandiri," kata Raihan.
Menurut dia, penularan terhadap anak itu terjadi karena adanya anggota keluarga yang positif COVID-19. Selanjutnya, ketika dilakukan pelacakan kontak erat maka didapatkan anak-anak yang juga ikut positif terinfeksi.
"Misalnya, ada kakek, neneknya, atau anggota keluarga lainnya yang positif, jadi ditracing ketemu lah anaknya positif. Jadi kebanyakan anak ini tidak bergejala, mereka tertular dari anggota keluar lain atau intra-familiar," ujarnya.
Hingga kini, kata Raihan, terdapat tujuh anak yang masih mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. Salah satunya adalah bayi yang ketika lahir di RSUD Zainoel Abidin langsung dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.
"Karena ibunya positif, jadi anaknya diperiksa 24 jam pertama dan 48 jam, diperiksa memang dia (bayi) positif COVID-19," katanya.
Sementara enam anak lainnya ialah bayi yang juga lahir dari ibu positif COVID-19, diantaranya lima orang masih menunggu hasil swab PCR, dan satu bayi hasilnya negatif, katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020