Hamparan pasir putih dan pantai yang tersebar di kawasan pesisir Aceh menyimpan banyak sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.

Ada seluas  2.666 KM persegi garis pantai yang terbentang luas di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu.

Tak hanya kekayaan sumber daya laut, Aceh juga memiliki sumber daya alam lainnya seperti gas alam dan sumber daya non migas yang jika dimaksimalkan akan mampu memberi dampak ekonomi pada semua sektor.

Di dataran tinggi Gayo ada kopi yang telah dikenal manca negara yakni kopi arabica dan yang saat ini kembali digelorakan adalah nilam Aceh.

Dengan segudang potensi yang ada tersebut, PT PLN Unit Induk Wilayah Aceh berkomitmen untuk hadir memfasilitasi para pemilik modal, dengan menghadirkan energi yang memadai guna mendukung beragam investasi yang akan tumbuh dan berkembang di Tanah Rencong.

“Insya Allah PT PLN Aceh siap untuk mendukung investasi baik itu industri besar dan juga UMKM dengan memastikan persediaan listrik sangat cukup untuk kebutuhan di Aceh,” kata General Manager PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Aceh, Abdul Mukhlis, Sabtu.

Ia menuturkan ketersediaan energi listrik di Aceh khususnya saat ini sudah sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan juga industri.

Abdul Mukhlis menyebutkan data sampai Oktober 2020 beban puncak kelistrikan Aceh sebesar 572,9 MW dengan daya mampu dari sistem yang ada dari seluruh pembangkit di perusahaan tersebut sebesar 641,7 MW.

“Artinya, ada cadangan suplai sebanyak 68,8 dari beban puncak yang digunakan oleh semua pengguna yang ada di Aceh,” katanya.

Lebih rinci rinci ia menyebutkan daya mampu pembangkit yang ada di Aceh yakni sebanyak 17 pembangkit yang tersebar di belasan kabupaten/kota itu sebesar 457,7 MW dan transfer  SBU sebesar 184 MW.

Selain memastikan kehandalan listrik di daratan Aceh, PLN UIW Aceh juga menjamin ketersediaan listrik untuk masyarakat di daerah kepulauan yakni Sabang, Sinabang, Aceh Singkil dan Pulau Aceh.

Untuk Sabang, total daya yang mampu dihasilkan sebesar 6,85 MW dengan beban puncak yang dibutuhkan saban hari di daerah kawasan wisata tersebut 5,84 MW.

Ia menyebutkan total pelanggan di Aceh hingga Oktober 2020 tercatat sebanyak 1.544.986 pelanggan dengan rincian pasca bayar 792.668 pelanggan atau sebesar 51,3 persen dan prabayar 753.318 pelanggan atau 48,7 persen.

Lebih rinci ia menjelaskan untuk pelanggan rumah tangga sebanyak 1.344.793, bisnis 133.832 pelanggan, sosial 48.093 pelanggan, pemerintah 14.502 pelanggan, industri 3.476 pelanggan dan lainnya 300 pelanggan.

“Jika dibanding dengan tahun sebelumnya ada pertumbuhan pelanggan sebanyak 51 ribu atau 3,46 persen,” katanya.

Elektrifikasi Aceh

Sebagai wujud komitmen PLN hadir untuk Negeri, PLN Aceh telah menuntaskan program listrik masuk seluruh gampong atau desa di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.

“Alhamdulillah seluruh gampong di Aceh telah berlistrik dan ini juga bagian wujud komitmen PT PLN untuk menerangi rumah masyarakat hingga pelosok negeri,” katanya.

Ia menyebutkan total gampong di Aceh sebanyak 6.497 dan seluruh gampong tersebut telah berlistrik.

Sebelumnya  pada awal Januari 2020, Direktur Regional Sumatera PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto menyatakan Provinsi Aceh merupakan provinsi pertama di Pulau Sumatera yang desanya telah teraliri listrik 100 persen, seiring terealisasinya pemasangan listrik di Desa Suka Makmur Kabupaten Aceh Singkil..

"Capaian ini merupakan bagian dari komitmen PT PLN untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan juga dukungan dari semua pemangku kepentingan yang ada di Aceh," katanya.

Tingkatkan koordinasi

Dengan kehandalan yang dimiliki tersebut tidak membuat PT PLN UIW Aceh berpangku tangan, tapi terus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Abdul Mukhlis yang kini memimpin PT PLN UIW Aceh mengatakan untuk meminimalisir pemadaman, pihaknya terus membangun koordinasi dengan semua pemangku kepentingan agar seluruh area distribusi dapat bekerja maksimal untuk memberikan suplai kepada masyarakat.

“kita akan bangun komunikasi yang intens terutama dengan para pihak yang menjadi area lintasan jaringan penyalur sehingga tidak terjadi gangguan yang ujung-ujungnya berefek kepada pemadaman,” katanya.

Pihaknya optimistis dengan koordinasi yang dibangun dengan intens dan memaksimalkan petugas di lapangan untuk memonitor jaringan akan mampu meminimalisir pemadaman listrik.

Dukung pengembangan 1.000 produk

Ada yang tak kalah penting lagi untuk ikut serta membangun Provinsi berjuluk Serambi Mekkah tersebut, PT PLN Unit Induk Wilayah Aceh juga menyatakan siap mendukung rencana Pengurus Wilayah Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Aceh untuk menghadirkan 1.000 produk dengan ketersediaan energi listrik.

“Listrik di Aceh saat ini sudah sangat cukup dan siap untuk mendukung pengembangan bisnis dan investasi di Aceh,” kata General Manager PT PLN UIW Aceh, Abdul Mukhlis di Darussalam, Banda Aceh, Kamis.

Ia mengatakan ketersediaan energi sangat cukup dan melebihi dari kebutuhan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan energi.

Pihaknya terus berupaya memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat dan mendukung ketersediaan energi untuk sektor usaha di berbagai jenjang

Semoga dengan tersedia energi listrik yang kini masuk ke seluruh pelosok Aceh menjadi pemikat investor untuk berinvestasi di Tanah Rencong.

Pewarta: M Ifdhal

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021