Sebanyak 21. 000 penyintas gempa masih bertahan di sejumlah titik pengungsian di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, kata Ketua Tim Satgas Transisi Darurat ke Pemulihan Pascagempa di Sulawesi Barat Muhammad Idris.
"Saat ini, masih ada lebih 21. 000 warga yang bertahan di sejumlah titik pengungsian," kata Muhammad Idris yang juga sebagai Sekretaris Provinsi Sulbar, pada pada rapat monitoring dan evaluasi bersama Tim Satgas Transisi Darurat ke Pemulihan Pascagempa di Sulbar, yang berlangsung di Markas Kodim 1418/Mamuju, Selasa.
Ia merinci, ke-21.000 warga yang masih bertahan di sejumlah titik pengungsian tersebut sebanyak 17. 000 di Kabupaten Mamuju dan lebih 4.000 pengungsi di Kabupaten Majene.
Para penyintas gempa yang masih bertahan di pengungsian tersebut menurut Muhammad Idris, merupakan pengungsi yang terpaksa bertahan karena rumahnya rusak berat.
Para pengungsi itu lanjutnya, diperkirakan akan bertahan lama di titik-titik pengungsian.
"Sampai saat ini, jumlah pengungsi terus menurun tetapi pengungsi yang sampai hari ini masih bertahan, yakni sekitar 21.000 orang kami perkirakan akan lama bertahan karena rumah-rumah mereka rusak dan sudah tidak bisa ditempati lagi. Para pengungsi riil inilah yang perlu mendapat perhatian khusus," terang Muhammad Idris.
Ia juga menyampaikan bahwa saat ini, masih terdapat tujuh titik pengungsian yang dikelola secara langsung oleh tim satgas.
"Tetapi, tempat-tempat pengungsian mandiri yang dilakukan oleh warga itu, jauh lebih butuh perhatian daripada yang ditangani pemerintah," tuturnya.
"Bersama pak Gubernur kami sempat berkeliling dan menemukan titik-titik pengungsian mandiri. Titik pengungsian mandiri itu jauh lebih siap tinggal lama dibanding yang dikelola satgas," jelasnya.
Warga yang masih terus bertahan di pengungsian tambah Sekprov, membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak, khususnya pemerintah sehingga tidak menimbulkan masalah lainnya.
Sementara terkait relawan, Ketua Tim Satgas Transisi Darurat ke Pemulihan Pascagempa di Sulbar itu mengatakan bahwa di masa transisi tersebut jumlah relawan sudah jauh menurun, yakni sebanyak 1.329 orang yang berasal dari 51 lembaga/organisasi.
Jumlah itu lanjutnya, jauh menurut saat masa tanggap darurat bencana gempa Sulbar, yang mencapai sekitar 4.000 relawan dari 241 lembaga/organisasi.
"Setelah dilakukan registrasi ulang terhadap relawan, pada masa transisi tercatat 51 lembaga/organisasi profesional yang memiliki anggota 1.329 orang yang saat ini membantu proses pemulihan pascagempa di Sulbar," ujarnya.
"Tentu, kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak, termasuk para relawan yang sangat membantu dalam penanganan bencana gempa di Sulbar," kata Muhammad Idris.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Saat ini, masih ada lebih 21. 000 warga yang bertahan di sejumlah titik pengungsian," kata Muhammad Idris yang juga sebagai Sekretaris Provinsi Sulbar, pada pada rapat monitoring dan evaluasi bersama Tim Satgas Transisi Darurat ke Pemulihan Pascagempa di Sulbar, yang berlangsung di Markas Kodim 1418/Mamuju, Selasa.
Ia merinci, ke-21.000 warga yang masih bertahan di sejumlah titik pengungsian tersebut sebanyak 17. 000 di Kabupaten Mamuju dan lebih 4.000 pengungsi di Kabupaten Majene.
Para penyintas gempa yang masih bertahan di pengungsian tersebut menurut Muhammad Idris, merupakan pengungsi yang terpaksa bertahan karena rumahnya rusak berat.
Para pengungsi itu lanjutnya, diperkirakan akan bertahan lama di titik-titik pengungsian.
"Sampai saat ini, jumlah pengungsi terus menurun tetapi pengungsi yang sampai hari ini masih bertahan, yakni sekitar 21.000 orang kami perkirakan akan lama bertahan karena rumah-rumah mereka rusak dan sudah tidak bisa ditempati lagi. Para pengungsi riil inilah yang perlu mendapat perhatian khusus," terang Muhammad Idris.
Ia juga menyampaikan bahwa saat ini, masih terdapat tujuh titik pengungsian yang dikelola secara langsung oleh tim satgas.
"Tetapi, tempat-tempat pengungsian mandiri yang dilakukan oleh warga itu, jauh lebih butuh perhatian daripada yang ditangani pemerintah," tuturnya.
"Bersama pak Gubernur kami sempat berkeliling dan menemukan titik-titik pengungsian mandiri. Titik pengungsian mandiri itu jauh lebih siap tinggal lama dibanding yang dikelola satgas," jelasnya.
Warga yang masih terus bertahan di pengungsian tambah Sekprov, membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak, khususnya pemerintah sehingga tidak menimbulkan masalah lainnya.
Sementara terkait relawan, Ketua Tim Satgas Transisi Darurat ke Pemulihan Pascagempa di Sulbar itu mengatakan bahwa di masa transisi tersebut jumlah relawan sudah jauh menurun, yakni sebanyak 1.329 orang yang berasal dari 51 lembaga/organisasi.
Jumlah itu lanjutnya, jauh menurut saat masa tanggap darurat bencana gempa Sulbar, yang mencapai sekitar 4.000 relawan dari 241 lembaga/organisasi.
"Setelah dilakukan registrasi ulang terhadap relawan, pada masa transisi tercatat 51 lembaga/organisasi profesional yang memiliki anggota 1.329 orang yang saat ini membantu proses pemulihan pascagempa di Sulbar," ujarnya.
"Tentu, kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak, termasuk para relawan yang sangat membantu dalam penanganan bencana gempa di Sulbar," kata Muhammad Idris.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021