Lima gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Lhokseumawe terjaring razia gabungan Dinas Sosial dengan melibatkan petugas Satpol PP dan WH.

Kepala Dinas Sosial Kota Lhokseumawe Ridwan Jalil di Lhokseumawe, Selasa, mengatakan razia digelar merespons keluhan masyarakat karena makin banyaknya gepeng di Kota Lhokseumawe.

"Pemerintah Kota Lhokseumawe terus menggencarkan penertiban gepeng. Dalam razia yang berlangsung Rabu (15/3) malam, terjaring lima gepeng di kawasan Banda Sakti dan Muara Dua," kata Ridwan Jalil

Ridwan Jalil mengatakan para gepeng tersebut diamankan saat beroperasi di trotoar jalan, kawasan pertokoan, kafe, dan persimpangan lampu merah. Dari lima gepeng tersebut, seorang di antaranya anak-anak.

Menurutnya, razia penertiban gepeng sengaja dilakukan di malam hari karena pada saat tersebut merupakan puncak keramaian yang kerap dimanfaatkan oleh gepeng untuk meminta-minta.

"Sebenarnya, prioritas razia kali ini adalah anak-anak. Namun diduga penertiban ini bocor, sehingga tidak terlihat banyak gepeng berkeliaran," kata Ridwan Jalil.

Setelah diamankan, para gepeng didata dan diberi pembinaan yang meliputi pembinaan mental dan keagamaan/rohani. Selanjutnya baru dipulangkan ke rumah masing-masing.

"Setelah dilakukan pembinaan, para gepeng diminta tidak mengulangi lagi perbuatan meminta-minta di Kota Lhokseumawe," kata Ridwan Jalil menyebutkan.

Ridwan Jalil mengaku telah berulang kali melakukan penertiban dan pembinaan, namun gepeng dan anak jalanan masih saja berkeliaran di Kota Lhokseumawe. Bahkan dengan jumlah yang semakin meningkat.

"Masalah gepeng memang sudah menjadi fenomena, mereka yang terjaring dalam razia rata-rata wajah lama. Kami mengimbau tidak memberi kepada gepeng. Kalau ingin memberi, salurkan ke panti asuhan maupun lainnya," kata Ridwan Jalil.
 

Pewarta: Dedy Syahputra

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021