Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh sudah memprogramkan pesantren kilat atau pendidikan keislaman untuk pelajar tingkat dasar (SD) selama selama Ramadhan 1442 Hijriah, sedangkan pelajar menengah pertama (SMP) hanya mengikuti ujian akhir sekolah.
"Untuk pelajar SD dilaksanakan pesantren kilat atau peningkatan terhadap pendidikan diniyah, kalau anak SMP ada ujian kenaikan kelas," kata Kepala Dinas Pendidikan Banda Aceh Saminan Ismail, di Banda Aceh, Sabtu.
Saminan menjelaskan, meskipun mereka melaksanakan pesantren kilat dan ujian kenaikan kelas, namun untuk pekan pertama Ramadhan pelajar diliburkan, aktivitas belajar mengajar baru berlangsung pada minggu kedua puasa.
"Pada minggu pertama puasa tetap libur, kemudian minggu kedua anak SMP mulai ujian, dan anak-anak SD baru mulai belajar diniyah," ujarnya.
Saminan menyampaikan, pendidikan keislaman selama Ramadhan tersebut hanya berlaku bagi pelajar kelas tiga sampai kelas enam saja. Sementara siswa kelas satu dan dua akan ditentukan kemudian setelah adanya rapat dengan komite sekolah.
"Kalau misalkan komite menginginkan pesantren kilat juga berlaku untuk anak kelas satu dan dua sebagai uji coba, maka juga akan kita lakukan," kata Saminan.
Saminan menuturkan, pelaksanaan pesantren kilat tersebut nantinya dilakukan secara luring atau tatap muka, namun tetap dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) COVID-19.
"Sistemnya dilaksanakan secara luring dengan pembagian kelas 50 persen setiap harinya, sehingga bisa mengatur jarak saat belajar," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Saminan meminta kepada semua wali murid untuk dapat membimbing anak-anaknya supaya dapat belajar dengan sempurna, baik itu tentang agama maupun mata pelajaran pada umumnya.
"Kami juga berharap kepada orang tua kalau ada tuntutan untuk menghadirkan anak-anak ke sekolah, maka silahkan berkomunikasi dengan komite sekolah, sehingga nanti dapat diambil kesimpulan antara komite dan pihak sekolah," demikian Saminan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Untuk pelajar SD dilaksanakan pesantren kilat atau peningkatan terhadap pendidikan diniyah, kalau anak SMP ada ujian kenaikan kelas," kata Kepala Dinas Pendidikan Banda Aceh Saminan Ismail, di Banda Aceh, Sabtu.
Saminan menjelaskan, meskipun mereka melaksanakan pesantren kilat dan ujian kenaikan kelas, namun untuk pekan pertama Ramadhan pelajar diliburkan, aktivitas belajar mengajar baru berlangsung pada minggu kedua puasa.
"Pada minggu pertama puasa tetap libur, kemudian minggu kedua anak SMP mulai ujian, dan anak-anak SD baru mulai belajar diniyah," ujarnya.
Saminan menyampaikan, pendidikan keislaman selama Ramadhan tersebut hanya berlaku bagi pelajar kelas tiga sampai kelas enam saja. Sementara siswa kelas satu dan dua akan ditentukan kemudian setelah adanya rapat dengan komite sekolah.
"Kalau misalkan komite menginginkan pesantren kilat juga berlaku untuk anak kelas satu dan dua sebagai uji coba, maka juga akan kita lakukan," kata Saminan.
Saminan menuturkan, pelaksanaan pesantren kilat tersebut nantinya dilakukan secara luring atau tatap muka, namun tetap dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) COVID-19.
"Sistemnya dilaksanakan secara luring dengan pembagian kelas 50 persen setiap harinya, sehingga bisa mengatur jarak saat belajar," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Saminan meminta kepada semua wali murid untuk dapat membimbing anak-anaknya supaya dapat belajar dengan sempurna, baik itu tentang agama maupun mata pelajaran pada umumnya.
"Kami juga berharap kepada orang tua kalau ada tuntutan untuk menghadirkan anak-anak ke sekolah, maka silahkan berkomunikasi dengan komite sekolah, sehingga nanti dapat diambil kesimpulan antara komite dan pihak sekolah," demikian Saminan.
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021