Para supplier kelapa sawit di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) lebih memilih memasok tandan buah segar (TBS) di pabrik kawasan Kota Subulussalam ketimbang pabrik di Kabupaten Nagan Raya, karena harga tampung komoditas tersebut lebih tinggi.

Salah seorang supplier TBS wilayah Abdya Muazam di Blangpidie, Selasa, mengatakan saat ini harga beli TBS yang ditampung pabrik kelapa sawit (PKS) di Subulussalam mulai harga Rp1.940 hingga Rp2.000 per kilogram.

Harga tersebut, menurut dia, jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan PKS di Nagan Raya, yang rata-rata menampung TBS milik petani dengan harga Rp1.650 per kilogram.

“Makanya sekarang kebanyakan TBS kelapa sawit Abdya diangkut ke PKS yang ada di Kota Subulussalam, karena harga tampung disana lebih tinggi, sehingga harga pembelian ditingkat petani ikut menjadi mahal,” kata Muazam.

Ia menyebutkan saat ini harga TBS di tingkat petani Abdya ditampung pengusaha RAM mulai dari Rp1.470 hingga Rp1.500 per kilogram. Jika ditambah ongkos pengangkutan ke Kota Subulussalam sebesar Rp220 per kilogram, maka masih dapat keuntungan rata-rata Rp1.000 per kilogram.  

“Meskipun untung yang didapat pengusaha RAM kecil, tapi sopir truk pengakut TBS tiap hari ada kerja. Sementara PKS yang ada di Kabupaten Nagan Raya belinya murah, bahkan termurah di Provinsi Aceh,” ujarnya.

Mahalnya harga tampung TBS di PKS Kota Subulussalam juga diakui Anggota DPRK Abdya Yusran Adek, yang juga pengusaha sawit di Kecamatan Babahrot. Dia juga memilih memasok TBS ke pabrik di Kota Subulussalam ketimbang Nagan Raya.

“Barusan saya dapat informasi dari PKS PT SSN MSS Subulussalam, harga TBS sudah naik lagi 20 rupiah per kilogram. Alhamdulillah, di tengah berbuah lebat, harganya mahal. Mudah-mudahan bertahan sampai lebaran,” katanya.
 

Pewarta: Suprian

Editor : Khalis Surry


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021