Realestate Indonesia (REI) Aceh menyatakan mengurangi target pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) pada 2021 yakni hanya 1.500 unit akibat COVID-19.

“Kita tidak target terlalu banyak karena ini menyangkut dengan daya beli masyarakat yang sangat berpengaruh karena pandemi,” kata Ketua DPD REI Aceh Muhammad Nofal di Banda Aceh, Selasa.

Ia menjelaskan pertumbuhan sektor perumahan di Aceh fluktuatif dari tahun ke tahun dan pihaknya sangat optimistis sektor properti terus tumbuh. 

Ia menyebutkan sebelum pandemi, REI Aceh menargetkan pembangunan 3.500 unit rumah bagi MBR setiap tahunnya.

 Namun, target tersebut harus dikurangi sejak pandemi melanda Aceh mengingat semua sektor terdampak, terutama daya beli masyarakat.

Ia mengatakan hingga saat ini yang telah terealisasi pembangunan rumah hampir 1.000 unit dari target sebanyak 1.500 unit.

“Pembangunan tersebut ada  yang masih dalam tahap pembangunan, ada juga sebagian sudah siap, ada juga yang sedang proses KPR (Kredit Pemilikan Rumah),”  katanya.

Ia menyebutkan Pada 2017, REI Aceh mampu membangun hampir 4.000 unit rumah bagi MBR, kemudian 2018 sekitar 3.800 unit dan 2019 sebanyak 3.500 unit.

“Rata-rata tipe rumah yang dibangun di Aceh ini juga besar-besar, tipe 36. Berbeda dengan di Pulau Jawa tipe rumahnya mulai 21 atau 27, itu langsung habis laku,” katanya.

Untuk konsentrasi pembangunan rumah MBR di provinsi paling barat Indonesia itu paling banyak di Kabupaten Aceh Besar, pinggiran wilayah Kota Banda Aceh, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Selatan dan bahkan di hampir seluruh Aceh.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021