Unit Pelaksana Teknis Pangkalan Pendaratan Ikan Pusong Kota Lhokseumawe pada Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Aceh menyatakan hasil tangkapan ikan nelayan di daerah itu mencapai 744,5 ton per bulan atau 24,8 ton per hari.
"Rata-rata hasil tangkapan ikan nelayan mencapai 744,5 ton per bulan atau
24,8 ton setiap," kata Koordinator Unit Pelaksanaan Teknis Pangkalan Pendaratan Ikan Pusong Asmadi di Lhokseumawe, Kamis.
Menurut Asmadi, hasil tangkapan tersebut sudah menurun karena cuaca buruk di perairan Selat Malaka sejak dua bulan terakhir. Sedangkan saat cuaca baik, hasil tangkapan nelayan bisa mencapai 30 ton per hari.
Asmadi mengatakan kendati hasil tangkapan nelayan menurun hingga 24,8 ton per hari, kondisi tersebut dianggap stabil karena masih mampu menutupi biaya operasional nelayan menangkap ikan.
Hasil tangkapan ikan nelayan yang didaratkan di PPI Pusong, kata Asmadi, terdiri dari berbagai jenis ikan. Namun, pada April lalu tangkapan ikan yang paling dominan yaitu ikan tongkol hingga mencapai 357 ton per bulan dengan nilai jual lelang Rp3,8 miliar.
Selanjutnya, ikan jenis cangkalang mencapai 126,2 ton dengan nilai jual lelang Rp1,5 miliar, ikan teri 67,6 ton dengan nilai jual lelang Rp1 miliar, ikan layang 67,2 ton Rp955 juta, serta ikan jenis lainnya mencapai 126,5 ton dengan nilai jual lelang Rp1,7 miliar.
"Harga bervariasi karena tergantung harga pasaran. Jika tangkapan nelayan banyak, maka harganya cenderung turun. Sebaliknya, jika tangkapan sedikit maka harganya akan mahal ,"sebut Asmadi.
Asmadi mengatakan wilayah penangkapan ikan nelayan Lhokseumawe dilakukan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 571 yang berada di perairan Selat Malaka.
"Rata-rata jumlah kapal motor yang menangkap ikan setiap bulannya berkisar antara 50 hingga 80 unit dengan bobot lima gross ton atau GT hingga 104 GT," kata Asmadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Rata-rata hasil tangkapan ikan nelayan mencapai 744,5 ton per bulan atau
24,8 ton setiap," kata Koordinator Unit Pelaksanaan Teknis Pangkalan Pendaratan Ikan Pusong Asmadi di Lhokseumawe, Kamis.
Menurut Asmadi, hasil tangkapan tersebut sudah menurun karena cuaca buruk di perairan Selat Malaka sejak dua bulan terakhir. Sedangkan saat cuaca baik, hasil tangkapan nelayan bisa mencapai 30 ton per hari.
Asmadi mengatakan kendati hasil tangkapan nelayan menurun hingga 24,8 ton per hari, kondisi tersebut dianggap stabil karena masih mampu menutupi biaya operasional nelayan menangkap ikan.
Hasil tangkapan ikan nelayan yang didaratkan di PPI Pusong, kata Asmadi, terdiri dari berbagai jenis ikan. Namun, pada April lalu tangkapan ikan yang paling dominan yaitu ikan tongkol hingga mencapai 357 ton per bulan dengan nilai jual lelang Rp3,8 miliar.
Selanjutnya, ikan jenis cangkalang mencapai 126,2 ton dengan nilai jual lelang Rp1,5 miliar, ikan teri 67,6 ton dengan nilai jual lelang Rp1 miliar, ikan layang 67,2 ton Rp955 juta, serta ikan jenis lainnya mencapai 126,5 ton dengan nilai jual lelang Rp1,7 miliar.
"Harga bervariasi karena tergantung harga pasaran. Jika tangkapan nelayan banyak, maka harganya cenderung turun. Sebaliknya, jika tangkapan sedikit maka harganya akan mahal ,"sebut Asmadi.
Asmadi mengatakan wilayah penangkapan ikan nelayan Lhokseumawe dilakukan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 571 yang berada di perairan Selat Malaka.
"Rata-rata jumlah kapal motor yang menangkap ikan setiap bulannya berkisar antara 50 hingga 80 unit dengan bobot lima gross ton atau GT hingga 104 GT," kata Asmadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021