Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan bahwa hari ini terjadi kekosongan nilai kebangsaan terhadap generasi muda di Indonesia, sehingga dibenturkan nasionalisme dengan agama.
"Ada kekosongan nilai kebangsaan bagi generasi muda kita, sehingga terjadi lah upaya membenturkan antara nasionalisme dan islam," kata Bambang Soesatyo, di Banda Aceh, Kamis.
Pernyataan tersebut disampaikan Bambang Soesatyo kepada media usai mengisi materi sosialisasi empat pilar kebangsaan di Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
Kata Bambang, kekosongan nilai kebangsaan bagi generasi muda tersebut mulai terlihat sejak reformasi, atau setelah dihapusnya pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (P4).
Bambang menegaskan, kondisi seperti ini tidak boleh terus berlarut, karena pada dasarnya negera Indonesia didirikan oleh sekumpulan ulama bersama para orang-orang nasionalis.
"Ini yang tidak boleh terjadi karena negera ini didirikan oleh alim ulama yang berjuang bersama bung Karno dari nasionalis, dan terbentuk satu negara," ujarnya.
Menurut Bambang, para tokoh negera ini dulu sangat berjiwa besar dalam melakukan sesuatu, salah satunya seperti menghapus isi dalam piagam Jakarta.
"Sila pertama juga merupakan suatu jiwa besar untuk menghapuskan piagam Jakarta," kata politikus Golkar itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Ada kekosongan nilai kebangsaan bagi generasi muda kita, sehingga terjadi lah upaya membenturkan antara nasionalisme dan islam," kata Bambang Soesatyo, di Banda Aceh, Kamis.
Pernyataan tersebut disampaikan Bambang Soesatyo kepada media usai mengisi materi sosialisasi empat pilar kebangsaan di Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
Kata Bambang, kekosongan nilai kebangsaan bagi generasi muda tersebut mulai terlihat sejak reformasi, atau setelah dihapusnya pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (P4).
Bambang menegaskan, kondisi seperti ini tidak boleh terus berlarut, karena pada dasarnya negera Indonesia didirikan oleh sekumpulan ulama bersama para orang-orang nasionalis.
"Ini yang tidak boleh terjadi karena negera ini didirikan oleh alim ulama yang berjuang bersama bung Karno dari nasionalis, dan terbentuk satu negara," ujarnya.
Menurut Bambang, para tokoh negera ini dulu sangat berjiwa besar dalam melakukan sesuatu, salah satunya seperti menghapus isi dalam piagam Jakarta.
"Sila pertama juga merupakan suatu jiwa besar untuk menghapuskan piagam Jakarta," kata politikus Golkar itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021