PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) menyediakan kuota asuransi usaha tani padi (AUTP) untuk lima ribu petani di Aceh mulai dari Kota Banda Aceh hingga Kabupaten Aceh Tamiang untuk 2021.
"Saat ini sudah berjalan untuk program asuransi pertanian, kita melihat ada konsen dari Pemerintah Aceh mengenai resiko gagal panen," kata Busines Manager PT Asuransi Jasindo Brand Office Medan Ari Binuko, di Banda Aceh, Sabtu.
Hal itu disampaikan Ari Binuko dalam diskusi peran Indonesia Financial Group (IFG) dan anak perusahaan dalam menyediakan produk asuransi serta penjaminan di masyarakat.
Ari mengatakan, dari kuota lima ribu yang disediakan oleh pemerintah, sejauh ini pendaftar sudah melebihi jumlah yang ditentukan yakni sampai tujuh ribu petani. Karenanya akan dipilih kembali siapa yang bisa masuk Jasindo.
Ari menyampaikan, program asuransi usaha tani padi ini diperlukan sebagai langkah perlindungan terhadap petani ketika terjadinya risiko gagal panen.
Pada program yang sudah berjalan sejak 2015 ini, kata Ari, Pemerintah Pusat memberikan subsidi sebesar 80 persen kepada usaha tani dari premi yang harus dibayarkan Rp180 ribu per hektar/per musim tanam.
"Untuk preminya 80 persen ditanggung Pemerintah Pusat, dan mungkin untuk Aceh 20 persen lagi kalau tidak salah saya kemungkinan dibayarkan Pemerintah Aceh, atau bayar sendiri," ujarnya.
Ari menjelaskan, tujuan dari asuransi usaha tani padi ini untuk memberikan perlindungan dalam bentuk bantuan modal kerja pada petani apabila terjadi kerusakan pertanian yang mengakibatkan gagal panen.
Kemudian, lanjut Ari, program tersebut juga memberikan manfaat melindungi petani secara finansial terhadap dampak kegagalan panen, lalu dapat menaikan posisi petani terhadap kredit pertanian terutama dalam mengakses sumber pembiayaan.
"Juga mengurangi dan membatasi pengaruh bencana alam, dan mencegah dampak serangan pengganggu tanaman," kata Ari.
Ari menambahkan, sementara ini program asuransi tersebut hanya pada usaha tani padi, namun kedepannya telah direncanakan juga asuransi untuk tanaman jagung.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Saat ini sudah berjalan untuk program asuransi pertanian, kita melihat ada konsen dari Pemerintah Aceh mengenai resiko gagal panen," kata Busines Manager PT Asuransi Jasindo Brand Office Medan Ari Binuko, di Banda Aceh, Sabtu.
Hal itu disampaikan Ari Binuko dalam diskusi peran Indonesia Financial Group (IFG) dan anak perusahaan dalam menyediakan produk asuransi serta penjaminan di masyarakat.
Ari mengatakan, dari kuota lima ribu yang disediakan oleh pemerintah, sejauh ini pendaftar sudah melebihi jumlah yang ditentukan yakni sampai tujuh ribu petani. Karenanya akan dipilih kembali siapa yang bisa masuk Jasindo.
Ari menyampaikan, program asuransi usaha tani padi ini diperlukan sebagai langkah perlindungan terhadap petani ketika terjadinya risiko gagal panen.
Pada program yang sudah berjalan sejak 2015 ini, kata Ari, Pemerintah Pusat memberikan subsidi sebesar 80 persen kepada usaha tani dari premi yang harus dibayarkan Rp180 ribu per hektar/per musim tanam.
"Untuk preminya 80 persen ditanggung Pemerintah Pusat, dan mungkin untuk Aceh 20 persen lagi kalau tidak salah saya kemungkinan dibayarkan Pemerintah Aceh, atau bayar sendiri," ujarnya.
Ari menjelaskan, tujuan dari asuransi usaha tani padi ini untuk memberikan perlindungan dalam bentuk bantuan modal kerja pada petani apabila terjadi kerusakan pertanian yang mengakibatkan gagal panen.
Kemudian, lanjut Ari, program tersebut juga memberikan manfaat melindungi petani secara finansial terhadap dampak kegagalan panen, lalu dapat menaikan posisi petani terhadap kredit pertanian terutama dalam mengakses sumber pembiayaan.
"Juga mengurangi dan membatasi pengaruh bencana alam, dan mencegah dampak serangan pengganggu tanaman," kata Ari.
Ari menambahkan, sementara ini program asuransi tersebut hanya pada usaha tani padi, namun kedepannya telah direncanakan juga asuransi untuk tanaman jagung.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021