Nada bicaranya meninggi bila mengetahui masih ada orang yang tidak percaya COVID-19. Padahal, pandemi COVID-19 sudah berlangsung lebih dari satu tahun setengah dan sudah banyak korban virus tersebut.

"Saya sesalkan kalau masih saja ada orang tidak percaya COVID-19. COVID-19 itu ada, dan saya sudah pernah terpapar. COVID-19 itu menyesakkan. Jadi, jangan abaikan protokol kesehatan," kata Hendra Handyan, penyintas COVID-19, di Banda Aceh, Senin.

Hendra Handyan berprofesi sebagai wartawan. Warga Kota Sabang, Pulau Weh, ini mengaku terpapar COVID-19 beberapa waktu lalu. Ia mengaku berjuang keras antara hidup dan mati melawan virus corona tersebut.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Sabang ini mengaku berjuang melawan COVID-19 hampir sebulan lamanya. Kemudian, ditambah lagi beberapa bulan masa pemulihan.

"Setelah dinyatakan negatif, bukan berarti sudah sembuh. Akan tetapi, juga butuh masa pemulihan, termasuk psikis. COVID-19 merupakan penyakit paling menyakitkan saya alami selama hidup ini," kata Hendra Handyan.

Hendra Handyan tidak mengetahui dari mana dirinya terpapar COVID-19. Selain itu, bukan hanya dirinya yang terpapar, tetapi anak istrinya juga dinyatakan positif virus tersebut. 

Namun, hanya dirinya yang dirawat di Ruang Pinere Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA). Sedangkan anak istrinya menjalani isolasi mandiri di rumah. Mereka juga lebih cepat sembuh dari demaM virus corona tersebut.

"Saat itu, saya juga sempat pasrah. Namun, akhirnya saya menguatkan diri melawan COVID-19. Saat saya dirawat, ada beberapa pasien meninggal dunia. Bahkan ada seorang meninggal dunia saat berjemur di sebelah saya," kata Hendra Handyan.

COVID-19 tidak hanya membuat dirinya sesak napas, badan pegal, tulang terasa hampir copot, dan sering kelelahan, tetapi juga menjadikan dirinya seorang pelupa. Untuk memulihkan pelupa dari dampak COVID-19 itu, Hendra membutuhkan waktu lama.

"COVID-19 membuat saya sering lupa dan pikiran kosong. Pemulihannya begitu lama. Syukur sekarang semua sudah normal kembali dan bisa beraktivitas seperti semula," kata Hendra Handyan.

Pengalaman terpapar COVID-19 membuat Hendra Handyan lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan. Sekarang, ia dan keluarganya selalu memakai masker, menjaga jarak, tidak berkerumunan, serta sering mencuci tangan dan menerap pola hidup sehat.

Selain itu, Hendra Handyan terus berkampanye, mengingat orang terdekatnya untuk selalu mematuhi protokol kesehatan. Tujuannya, mencegah penularan dan penyebaran COVID-19.

"Saya tidak tahu dari mana terpapar COVID-19. Ancaman tertular COVID-19 itu selalu ada di sekeliling kita. Tidak ada yang kebal terhadap COVID-19, siapa saja bisa tertular. Jadi, displin selalu protokol kesehatan. Itu cara efektif mencegah penularannya," kata Hendra Handyan.
 

Pewarta: M Haris SA

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021