Kalangan guru di Kabupaten Aceh Utara dituntut mengajar ikhlas serta bekerja lebih ekstra selama pandemi demam virus corona yang dikenal dengan nama COVID-19.

"Selama pandemi, seluruh tenaga didik dituntut untuk bekerja secara ikhlas. Meski dinilai tidak optimal, namun berbagai upaya telah dilakukan secara maksimal," kata Marzuki Hasan, guru di Kabupaten Aceh Utara, Kamis.

Menurut Marzuki Hasan yang juga Kepala SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara, pandemi telah mengubah pola belajar mengajar dari tatap muka menjadi virtual atau secara daring.

"Namun, saat ini proses belajar mengajar sudah mulai kembali normal, berlangsung tatap muka, meskipun masih bersifat terbatas," kata Marzuki Hasan. 

Marzuki Hasan menyebutkan, selama pandemi pihaknya harus beradaptasi dengan kondisi sistem belajar daring serta melakukan berbagai cara agar ilmu diberikan dapat terserap dengan baik oleh peserta didik. 

"Selain mengajar secara virtual, guru juga mendatangi langsung peserta didik agar mereka bisa belajar. Sebab, selama kasus COVID-19 meningkat, belajar mengajar tatap muka ditiadakan," kata Marzuki Hasan.

Marzuki Hasan mengatakan banyak kendala dihadapi saat belajar mengajar secara daring. Kondisi ini diperparah karena guru, peserta didik, maupun orang tua anak belum terbiasa menggunakan teknologi. 

"Banyak orang tua mengeluh pembelajaran virtual, mulai kuota internet terbatas hingga tidak memiliki gawai atau telepon genggam," kata Marzuki Hasan.

Saat itu, kata dia, hampir rata-rata orang tua atau wali murid meminta agar pembelajaran secara tatap muka segera dilakukan karena belajar secara daring tidak efektif.

"Pandemi COVID-19 membuat semua sadar akan kesabaran dan perjuangan guru dalam mendidik murid untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat," kata Marzuki Hasan.
 

Pewarta: Dedy Syahputra

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021