Persediaan minyak goreng kemasan di minimarket di Kota Lhokseumawe mulai langka setelah pemerintah mengintruksikan harga eceran tertinggi berkisar Rp11.500 hingga Rp14 ribu per liter.
"Stok minyak goreng kemasan sekarang kosong. Tadi ada masuk dua karton tapi langsung diborong oleh pembeli, karena harganya yang murah," kata Dea, karyawan minimarket di Lhokseumawe, Rabu.
Dea mengatakan untuk kedatangan stoknya sendiri tidak pasti. Terkadang setiap hari, namun paling lama sekitar tiga hari baru datang stok minyak goreng tersebut.
"Sejak pemerintah menurunkan harga minyak goreng. Setiap datang stok langsung ludes diburu pembeli," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Lhokseumawe Mochammad Rizal mengatakan mulai 1 Februari 2021 pemerintah kembali melakukan penyesuaian kebijakan harga eceran tertinggi minyak goreng.
"Memang saat ini terjadi kelangkaan minyak goreng di Lhokseumawe, namun kita masih menelusuri penyebab terjadinya kelangkaan tersebut, apakah langka karena diborong pembeli ataupun terjadi penimbunan," katanya.
Menurut Mochammad Rizal, pihaknya sudah menurunkan tim di lapangan untuk menelusuri penyebab kelangkaan minyak goreng, baik di pasar tradisional maupun di sejumlah minimarket.
"Kalau di minimarket memang rata-rata minyak goreng kemasan kosong karena diborong oleh pembeli. Sementara di pasar tradisional masih banyak, baik minyak goreng kemasan maupun curah. Akan tetapi harganya masih mahal pada kisaran Rp20 ribu sampai Rp23 ribu per liternya,"katanya.
Mochammad Rizal mengatakan pemerintah pusat sejauh ini memang sudah menganggarkan anggaran untuk menyubsidi minyak goreng murah. Oleh sebab itu pihaknya akan terus memantau distributor yang menjual minyak goreng ke pedagang.
Memang saat ini, kata Mochammad Rizal, pedagang pasar tradisional menjual minyak goreng dengan harga eceran yang masih tinggi. Hal tersebut terjadi akibat para pedagang sudah terlebih dahulu mengeluarkan modal yang besar saat membeli dari distributor.
"Kami akan lakukan koordinasi dengan pihak distributor dan diharapkan dalam waktu dekat persoalan ini dapat selesai, sehingga masyarakat tidak mengeluh lagi akan mahalnya harga minyak goreng," katanya.
Mochammad Rizal merincikan harga eceran tertinggi minyak goreng yang sudah ditetapkan pemerintah yakni minyak goreng curah sebesar Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter dan minyak goreng kemasan premium Rp14 ribu per liter.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Stok minyak goreng kemasan sekarang kosong. Tadi ada masuk dua karton tapi langsung diborong oleh pembeli, karena harganya yang murah," kata Dea, karyawan minimarket di Lhokseumawe, Rabu.
Dea mengatakan untuk kedatangan stoknya sendiri tidak pasti. Terkadang setiap hari, namun paling lama sekitar tiga hari baru datang stok minyak goreng tersebut.
"Sejak pemerintah menurunkan harga minyak goreng. Setiap datang stok langsung ludes diburu pembeli," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Lhokseumawe Mochammad Rizal mengatakan mulai 1 Februari 2021 pemerintah kembali melakukan penyesuaian kebijakan harga eceran tertinggi minyak goreng.
"Memang saat ini terjadi kelangkaan minyak goreng di Lhokseumawe, namun kita masih menelusuri penyebab terjadinya kelangkaan tersebut, apakah langka karena diborong pembeli ataupun terjadi penimbunan," katanya.
Menurut Mochammad Rizal, pihaknya sudah menurunkan tim di lapangan untuk menelusuri penyebab kelangkaan minyak goreng, baik di pasar tradisional maupun di sejumlah minimarket.
"Kalau di minimarket memang rata-rata minyak goreng kemasan kosong karena diborong oleh pembeli. Sementara di pasar tradisional masih banyak, baik minyak goreng kemasan maupun curah. Akan tetapi harganya masih mahal pada kisaran Rp20 ribu sampai Rp23 ribu per liternya,"katanya.
Mochammad Rizal mengatakan pemerintah pusat sejauh ini memang sudah menganggarkan anggaran untuk menyubsidi minyak goreng murah. Oleh sebab itu pihaknya akan terus memantau distributor yang menjual minyak goreng ke pedagang.
Memang saat ini, kata Mochammad Rizal, pedagang pasar tradisional menjual minyak goreng dengan harga eceran yang masih tinggi. Hal tersebut terjadi akibat para pedagang sudah terlebih dahulu mengeluarkan modal yang besar saat membeli dari distributor.
"Kami akan lakukan koordinasi dengan pihak distributor dan diharapkan dalam waktu dekat persoalan ini dapat selesai, sehingga masyarakat tidak mengeluh lagi akan mahalnya harga minyak goreng," katanya.
Mochammad Rizal merincikan harga eceran tertinggi minyak goreng yang sudah ditetapkan pemerintah yakni minyak goreng curah sebesar Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter dan minyak goreng kemasan premium Rp14 ribu per liter.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022