Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Desa Pucok Lembang di pedalaman Kecamatan Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan, masih terisolir, setelah terjadinya banjir dan tanah longsor yang menutup badan jalan yang menghubungkan ke daerah itu hingga Jumat (20/11).

Camat Kluet Timur, Khaimar, saat dihubungi dari Tapaktuan, Sabtu menyatakan, akibat kondisi itu, selain mengganggu aktivitas warga dan sekolah juga perekonomian masyarakat setempat, karena komoditas hasil produksi pertanian tidak bisa diangkut keluar.

"Jika tidak cepat diatasi maka hasil produksi pertanian seperti pinang, sawit, cabai, jagung dan pala terancam membusuk," tambah dia.

Upaya pembersihan material tanah longsor yang menimbun badan jalan terkendala, karena ruas jalan menuju ke lokasi longsor (berjarak sekitar 5 Km dari titik longsor), sebagiannya ambruk ke dasar jurang, sehingga mengakibatkan badan jalan menjadi sempit.

"Alat berat (beco) yang dikerahkan BPBD Aceh Selatan telah berhasil membersihkan tumpukan material tanah longsor di atas badan jalan di kawasan Gunung Sikorong, sehingga tiga desa di pedalaman Kluet Timur yakni Buloh Didi, Lawe Cimanok dan Lawe Sawah sudah tidak terisolir lagi. Namun Desa Pucok Lembang sampai saat ini masih terisolir karena pergerakan alat berat terhambat badan jalan sempit," kata.

Khaimar mengatakan, meskipun di lokasi titik longsor Desa Pucok Lembang telah bisa dilalui kendaraan roda dua pasca digelarnya gotong royong untuk membersihkan tumpukan tanah di badan jalan, namun lalu lintas tetap belum normal seratus persen karena tumpukan tanah dalam jumlah banyak belum berhasil dipindahkan.

"Lokasi titik longsor Desa Pucok Lembang tersebut masih sangat berbahaya, sebab sisa reruntuhan tanah masih tersangkut di tebing gunung, sehingga jika kawasan itu kembali dilanda hujan lebat, maka diperkirakan material tanah kembali jatuh ke bawah. Kondisi itu sangat membahayakan pengguna jalan yang melintas," ungkap Khaimar.

Dia menyatakan, meskipun sudah mencapai tiga hari kondisi ruas jalan tertutup tanah longsor, namun ratusan masyarakat yang bermukim di Desa Pucok Lembang belum terancam kelaparan, karena pasokan sembilan bahan makanan pokok masih tersedia.

"Kalau sembako tidak ada masalah, sebab masih bisa dipasok melalui kendaraan roda dua. Bahkan untuk kendaraan roda empat jenis mobil pick up berbadan kecil, juga sudah bisa lewat meskipun kondisi jalan masih sangat memprihatinkan," paparnya.

Menurutnya, berdasarkan keterangan dari pejabat BPBD Aceh Selatan, karena mobilisasi alat berat (beco) dengan menggunakan mobil Trado terkendala jalan sempit, maka direncanakan akan dikerahkan alat berat jenis Front Shovel ke lokasi tersebut.

Sekretaris BPBD Aceh Selatan, T Muhasibi mengatakan, setelah pihaknya selesai membersihkan tumpukan tanah diatas badan jalan dikawasan Gunung Sikorong, pada Kamis (19/11) malam langsung mengerahkan alat berat (beco) ke Desa Pucok Lembang menggunakan mobil Trado.

"Namun, di tengah perjalanan menuju ke titik longsor, tiba-tiba ditemukan badan jalan telah amblas ke dasar jurang sehingga mengakibatkan badan jalan itu sempit tidak bisa dilewati mobil Trado pengangkut beco," kata Muhasibi.

Dia menyatakan, antara lokasi jalan amblas dengan titik longsor di Desa Pucok Lembang berjarak sekitar 5 Km, sehingga pihak operator Beco tidak bersedia melanjutkan perjalanan ke lokasi tanah longsor.

Solusi alternative lainnya, sambung Muhasibi, pihaknya berencana akan meminjam alat berat jenis Front Shovel pada pihak PPK 12 Kementerian PU yang menangani jalan Nasional di Aceh Selatan.

"Pihak PPK 12 sudah kami hubungi dan sudah bersedia membantu alat berat jenis Front Shovel. Namun karena saat ini kondisi alat berat itu sedang rusak maka butuh perbaikan, sehingga diperkirakan jika perbaikan cepat siap, maka Front Shovel akan dikerahkan ke Desa Pucok Lembang pada Sabtu (21/11)," kata Muhasibi.

Menurutnya, alasan dipilih alat berat Front Shovel untuk memindahkan tumpukan tanah longsor yang masih menutupi badan jalan di Desa Pucok Lembang, karena alat berat tersebut tidak membutuhkan mobil Trado untuk mobilisasi melainkan bisa berjalan sendiri karena memiliki ban muka depan, berbeda dengan beco, sehingga Front Shovel tersebut mampu berjalan dalam jarak tempuh yang jauh sekalipun.

"Disamping itu, Front Shovel juga bodynya tidak terlalu besar, sehingga bisa melewati jalan sempit sekalipun," ucapnya.

Di sisi lain, Muhasibi menyatakan, langkah pembersihan badan jalan di Desa Pucok Lembang Kecamatan Kluet Timur dari tumpukan tanah longsor perlu cepat dilakukan, sebab pasca kawasan itu terisolir sudah mencapai 3 hari lebih, selain mengganggu aktivitas warga termasuk siswa sekolah, juga berimbas kepada terganggunya perekonomian warga setempat.

"Kondisi terisolir itu harus cepat di atasi, sebab sayang nasib petani setempat sudah tiga hari tidak bisa mengangkut hasil produksi pertaniannya seperti pinang, sawit, cabe, pala dan jagung. Kita khawatirkan komoditas pertanian itu akan membusuk," ujarnya.

Lebih sedih lagi, sambung Muhasibi, saat evakuasi warga desa setempat yang meninggal dunia baru-baru ini di Banda Aceh, terpaksa harus ditandu oleh warga secara ramai-ramai yang berjarak sekitar 5 Km baru sampai ke pemukiman penduduk, karena mobil ambulance tidak bisa lewat terhalang tanah longsor menimbun badan jalan.

Pewarta: Pewarta : Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015