Kandahar (ANTARA Aceh) - Sedikit-dikitnya 37 orang terbunuh dan 35 korban lain luka-luka akibat gerilyawan Taliban menyerbu bandar udara Kandahar di Afghanistan selatan dengan satu orang bersenjata masih melawan pihak keamanan, kata Kementerian Pertahanan, Rabu.

"Sembilan pemberontak tewas, sementara satu orang lain terluka dan satu orang lagi masih melawan pasukan keamanan kami," kata keterangan kementerian itu.

"Sayangnya, selama pertempuran, 37 warga Afghanistan terbunuh dan 35 orang lain luka-luka," kata pernyataan tersebut tanpa menyebut jumlah warga di antara korban.

Penduduk setempat mengatakan mendengar tentara memohon pemberontak membebaskan wanita dan anak-anak, yang terus berteriak selama pertempuran tak lama setelah senja di kota Afghanistan selatan tersebut pada Selasa.

Pejabat keamanan mengatakan bahwa penyerang menahan beberapa warga sipil sebagai "perisai manusia" yang ternyata membuat rumit operasi penyerangan mereka.

Serangan itu adalah kedua kali dilakukan Taliban dalam beberapa hari di kota yang diakui sebagai tempat kelahiran Taliban tersebut.

Pegaris keras itu berhasil menembus gerbang pertama di kompleks berkeamanan ketat dan bersiap dengan posisi mereka di bangunan sekolah tua kemudian meluncurkan baku tembak dengan pasukan keamanan.

Kelompok Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut melalui pernyataan dari juru bicara Zabihullah Mujahid yang mengatakan di Twitter, "150 warga Afghanistan dan tentara asing telah tewas dalam pertempuran sengit."
   
Serangan itu juga bertepatan dengan kunjungan tingkat tinggi Presiden Afghanistan Ashraf Ghani ke Islamabad, Pakistan pada Rabu untuk konferensi "Heart of Asia" untuk meningkatkan hubungan kawasan.

Kesediaan Ghani dalam mengunjungi musuh lama mereka, Pakistan, yang memiliki pengaruh besar terhadap kelompok Taliban, telah memberi tanda ada dorongan baru untuk memperbaiki hubungan lintas perbatasan yang buruk dan nantinya dapat menjadi batu loncatan untuk memulai pembicaraan perdamaian dengan pemberontak.

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015