Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Longsor susulan kembali terjadi di puncak gunung di kawasan Desa Panton Luas, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, Jumat (15/1) malam, mengakibatkan lumpuhnya transportasi darat dari dan ke daerah itu.

Pantauan di lapangan di Desa Panton Luas, Sabtu, tumpukan tanah bercampur batu dan kayu menimbun badan jalan sepanjang lebih kurang 300 meter, akibatnya lalu lintas dari dan menuju ke Desa Panton Luas lumpuh total sejak Jumat (15/1) malam hingga Sabtu.

Sejauh ini belum ada upaya penanggulangan dari Pemkab Aceh Selatan melalui dinas terkait untuk membersihkan tumpukan tanah longsor, akibat hujan lebat.

Untuk menghindari terlalu lama lumpuhnya akses transportasi sehingga dikhawatirkan akan mengakibatkan penduduk setempat mengalami krisis bahan pangan, maka puluhan masyarakat setempat, pada Sabtu pagi berinisiatif menggelar gotong royong untuk membersihkan tumpukan tanah longsor secara manual.

"Meskipun upaya pembersihan tumpukan tanah longsor secara manual ini tidak maksimal, namun masyarakat tetap melaksanakannya, minimal badan jalan yang tertutup tanah longsor itu bisa dilewati kendaraan roda dua," kata Kepala Dusun Hulu, Desa Panton Luas, M Nafi di lokasi.

Menurutnya, akibat badan jalan tersebut tertutup tanah longsor, tidak hanya aktivitas perekonomian masyarakat yang terganggu, namun puluhan pelajar tingkat SMP dan SMA yang harus bersekolah ke Ibu Kota Kabupaten di Tapaktuan, juga tidak bisa bersekolah pada Sabtu.

Masyarakat setempat mendesak Pemkab Aceh Selatan melalui dinas terkait segera mengambil kebijakan untuk menanggulangi bencana tanah longsor tersebut. Sebab tumpukan material tanah longsor yang menimbun badan jalan tersebut hanya bisa dibersihkan menggunakan alat berat excavator (beco).

"Tumpukan tanah setinggi 3 meter lebih ini tidak mungkin bisa dibersihkan secara manual, melainkan harus menggunakan beco. Oleh sebab itu kami meminta kepada Pemkab Aceh Selatan segera mengambil langkah-langkah penanganan," tegas M Nafi.

Dia menyatakan, jika dalam dua atau tiga hari ke depan tumpukan tanah longsor tersebut tidak segera dibersihkan dengan menggunakan alat berat excavator, maka diperkirakan ratusan masyarakat yang bermukim di desa pedalaman itu bakal terancam kekurangan bahan makanan dan puluhan pelajar akan terancam putus sekolah, karena badan jalan yang tertutup longsor itu merupakan akses satu-satunya menuju ke pusat kota di Tapaktuan.

Sebelumnya, kejadian tanah longsor juga sudah pernah terjadi di lokasi yang sama pada Senin (4/1) dan berlanjut Selasa (5/1) lalu, yang mengakibatkan lalu lintas dari dan menuju ke desa pedalaman itu lumpuh total selama dua hari dua malam.

Menyikapi persoalan ini, Kepala Pelaksana BPBD Aceh Selatan, Erwiandi mengatakan, terkait kejadian tanah longsor itu dirinya mengaku sudah memprediksi sejak jauh-jauh hari sebelumnya.

Hal itu karena, kondisi tanah gunung di atas badan jalan tersebut sangat labil sehingga sangat berpotensi bakal kembali longsor jika kawasan itu dilanda hujan lebat.

Hal itu ternyata sudah terbukti dengan kembali terjadi longsor susulan pada Jumat (15/1) malam, ujar Erwiandi.

Menurutnya, satu-satunya solusi untuk mengatasi persoalan tersebut hanya dengan cara melakukan langkah penanganan secara permanen yakni gunung yang berlokasi di badan jalan itu harus dipotong lalu dibuat bertingkat seperti anak tangga.

Kemudian untuk menghindari badan jalan kembali tertimbun longsor, di sepanjang sisi badan jalan sebelah gunung harus dibuat beton penyangga.

"Langkah itu harus dilakukan secara langsung oleh dinas teknis yang membidanginya dalam hal ini BMCK. Sementara kalau BPBD hanya dalam kapasitas melakukan upaya penanganan secara darurat," ujar Erwiandi.

Meskipun demikian, untuk menghindari timbulnya persoalan lebih parah di tengah-tengah masyarakat Desa Panton Luas, pihaknya berjanji akan mengkoordinasikan langkah penanganannya dengan pihak dinas terkait, katanya.

"Untuk penanganan tanah longsor ini tentu memerlukan alat berat, karena BPBD Aceh Selatan tidak memiliki alat berat, maka kami terpaksa harus berkoordinasi dengan dinas terkait yang memiliki alat berat," kata  Erwiandi.

Pewarta: Pewarta : Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016