Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar melalui Dinas Pertanian menyemprotkan disinfektan di rumah potong hewan dan pusat pasar ternak di daerah itu guna mencegah penularan serta penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar Firdaus di Aceh Besar, Kamis, mengatakan penyemprotan sudah dilakukan sejak sepekan terakhir
"Penyemprotan disinfektan sebagai upaya pemerintah daerah menekan tingginya kasus PMK di Aceh besar yang kini mencapai 174 kasus yang tersebar di delapan kecamatan. Sedangkan populasi ternak, khususnya sapi, di Aceh Besar mencapai 80 ribu ekor," kata Firdaus.
Firdaus mengatakan angka penularan penyakit mulut dan kuku, khususnya ternak sapi, di Kabupaten Aceh Besar terus meningkat. Pada awal wabah penyakit mulut dan kuku, ternak sapi yang terindikasi hanya 30 ekor.
Namun, kata Firdaus, kini ternak sapi terindikasi penyakit mulut dan kuku sudah mencapai 174 ekor. Dari jumlah tersebut, sebanyak 19 ekor di antaranya dinyatakan sembuh dan seekor mati.
Firdaus menyebutkan indikasi penyakit mulut dan kuku terbanyak ada di kecamatan Lhoknga dengan jumlah mencapai 98 ekor. Penyebab banyaknya sapi terindikasi penyakit mulut dan kuku di kecamatan itu karena ternaknya dilepasliarkan.
"Selain penyemprotan cairan disinfektan, kami intensifkan pemantauan, pengawasan dan sosialisasi kepada peternak maupun pedagang terkait kesehatan hewan ternak," kata Firdaus menyebutkan.
Firdaus juga mengimbau peternak untuk selalu menjaga kebersihan kandang dan tidak melepas liar ternak-ternaknya karena penyebaran virus PMK ini sangat cepat dan jika satu sapi terkena maka akan mudah menular kepada ternak lainnya.
"Kami juga membuka posko pemantauan perkembangan dan penanganan kasus PMK di Aceh Besar dan di setiap kecamatan juga ada pos penanganan terkait PMK yang terdiri dari petugas kecamatan, dokter hewan, kepolisian dan TNI," kata Firdaus.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar Firdaus di Aceh Besar, Kamis, mengatakan penyemprotan sudah dilakukan sejak sepekan terakhir
"Penyemprotan disinfektan sebagai upaya pemerintah daerah menekan tingginya kasus PMK di Aceh besar yang kini mencapai 174 kasus yang tersebar di delapan kecamatan. Sedangkan populasi ternak, khususnya sapi, di Aceh Besar mencapai 80 ribu ekor," kata Firdaus.
Firdaus mengatakan angka penularan penyakit mulut dan kuku, khususnya ternak sapi, di Kabupaten Aceh Besar terus meningkat. Pada awal wabah penyakit mulut dan kuku, ternak sapi yang terindikasi hanya 30 ekor.
Namun, kata Firdaus, kini ternak sapi terindikasi penyakit mulut dan kuku sudah mencapai 174 ekor. Dari jumlah tersebut, sebanyak 19 ekor di antaranya dinyatakan sembuh dan seekor mati.
Firdaus menyebutkan indikasi penyakit mulut dan kuku terbanyak ada di kecamatan Lhoknga dengan jumlah mencapai 98 ekor. Penyebab banyaknya sapi terindikasi penyakit mulut dan kuku di kecamatan itu karena ternaknya dilepasliarkan.
"Selain penyemprotan cairan disinfektan, kami intensifkan pemantauan, pengawasan dan sosialisasi kepada peternak maupun pedagang terkait kesehatan hewan ternak," kata Firdaus menyebutkan.
Firdaus juga mengimbau peternak untuk selalu menjaga kebersihan kandang dan tidak melepas liar ternak-ternaknya karena penyebaran virus PMK ini sangat cepat dan jika satu sapi terkena maka akan mudah menular kepada ternak lainnya.
"Kami juga membuka posko pemantauan perkembangan dan penanganan kasus PMK di Aceh Besar dan di setiap kecamatan juga ada pos penanganan terkait PMK yang terdiri dari petugas kecamatan, dokter hewan, kepolisian dan TNI," kata Firdaus.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022