Harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Lhokseumawe, Aceh, mencapai Rp110 per kilogram sejak dua hari terakhir. 

Nazaruddin (31), pedagang, di pasar tradisional Pusong Lhokseumawe, Selasa, mengatakan bahwa harga cabai mulai berangsur naik secara tajam sejak dua bulan terakhir. 

"Harga cabai sejak dua hari terakhir mencapai Rp110 per kilogram. Ini merupakan harga cabai termahal selama ini di Lhokseumawe," katanya. 

Padahal, kata Nazaruddin, harga cabai normalnya pada kisaran Rp25 ribu sampai Rp30 ribu per kilogram. Naiknya harga cabai terjadi akibat permintaan pasar lebih tinggi daripada pasokan yang ada. 

"Cabai di sini rata-rata dari daerah luar yakni Sumatera Utara, sementara pasokan cabai lokal sudah tidak ada sejak sebulan terakhir," katanya. 

Selain cabai merah, kata Nazaruddin, harga bahan pokok seperti bawang merah juga naik menjadi Rp70 ribu per kilogram dari sebelumnya pada kisaran Rp30 sampai Rp35 ribu per kilogram. 

Kemudian, cabai rawit Rp70 ribu per kilogram dari harga biasanya Rp30 ribu per kilogram dan cabai hijau naik menjadi Rp55 ribu per kilogram dari harga Rp25 ribu per kilogram. 

"Harga cabai merah di Lhokseumawe masih bisa dikatakan murah dibandingkan di daerah Langsa yang mencapai Rp160 ribu per kilogram," katanya. 

Nazaruddin berharap kepada pemerintah untuk dapat menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat. Jika harga terus naik, maka minat pembeli sangat berkurang. 

"Pembeli banyak yang mengeluh harga kebutuhan pokok semuanya mahal. Mau tidak mau mereka tetap membeli, namun dengan jumlah yang lebih sedikit," katanya. 

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Lhokseumawe, Mochammad Rizal mengatakan tingginya harga cabai merah terjadi karena minimnya pasokan cabai lokal karena faktor gagal panen akibat cuaca buruk yang terjadi beberapa waktu lalu. 

"Dari pantauan dinas, harga cabai merah di Lhokseumawe mencapai Rp100 per kilogram nya. Mahalnya harga cabai merah karena pedagang terpaksa membeli cabai dari luar Aceh dengan harga yang mahal," katanya. 

Mohammad Rizal mengatakan pihaknya tidak dapat mengintervensi harga sayur mayur yang mengalami kenaikan tajam.

"Kalau sayur mayur itu tergantung harga pasar. Apalagi sekarang pasokan kurang sementara permintaan tinggi," kata Mohammad Rizal.
 

Pewarta: Dedy Syahputra

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022