Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Forum Kewirausahaan Pemuda (FKP) menyatakan, kerajinan souvenir yang terbuat dari barang limbah di Kabupaten Aceh Selatan mulai berkembang sehingga industri kecil dan menengah di daerah itu bisa mendukung sektor pariwisata.

Ketua FKP Kabupaten Aceh Selatan Nova Tristiana kepada wartawan di Tapaktuan, Kamis menyatakan, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak dibidang kerajinan tangan terus berkembang dan sampai saat ini sudah ada 15 UMKM.

UMKM itu baru saja menggelar bazar bersama dengan menjual hasil inovasi dan kreatifitas para perempuan muda. Bazar tersebut ternyata mendapat sambutan dari masyarakat setempat yang dibuktikan dari ramainya konsumen yang meminati produk hasil olahan para pelaku UMKM tersebut.

"Sejumlah produk hasil olahan pelaku UMKM yang ditampilkan dalam bazar itu telah memikat ratusan pengunjung yang datang. Buktinya sejumlah produk yang ditampilkan langsung laku terjual," katanya.

Para pengunjung juga banyak mengusulkan kepada UMKM agar bazar ini terus berkelanjutan dan diselenggarakan dalam skala besar, bahkan tidak sedikit dari mereka yang meminta dimasukkan menjadi anggota forum kewirausahaan ini, katanya.

Ke-15 UMKM yang mengikuti acara bazar tersebut adalah Rumah Limbah Pante Naga, Desa Kuta Blang Kecamatan Samadua, yang bergerak dibidang pengolahan daur ulang limbah (sampah), UMKM Bina Usaha dan UMKM Galeri Azra, Desa Madat, Kecamatan Samadua, yang bergerak dibidang seni ukir kayu serta pembuatan souvenir dari kain panel.

UMKM Sherry Flanela, Desa Arafah Perumnas Samadua dan UMKM Duo Limo Desa Lhok Bengkuang Kecamatan Tapaktuan, yang juga bergerak di bidang pembuatan souvenir, UMKM Akraf, Desa Jilatang dan UMKM Nuri, Desa Ladang Kasik Putih, Kecamatan Samadua, yang bergerak di bidang pembuatan merajut tas dan dompet.    
    
Selain itu, sambung Nova Tristiana, dalam bazar perdana yang digelar FKP Aceh Selatan tersebut, juga menampilkan UMKM yang bergerak dibidang kuliner yakni UMKM Rina Bakeri, Desa Bate Tunggai, Kecamatan Samadua, yang bergerak di bidang pengolahan kerupuk udang sabu dan aneka kue kering serta kue basah.      
   
UMKM Usaha Mandiri, juga di Desa Bate Tunggai, yang bergerak di bidang pengolahan manisan pala, UMKM Cubo Raso, UMKM Ilmira, UMKM Lemak Mangat, UMKM Akila Najwa, UMKM Jasni dan UMKM Ayi, Desa Kuta Blang, Kecamatan Samadua, yang semunya bergerak dibidang pengolahan kue kering dan kue basah.

Menurut Nova, tujuan digelar bazar tersebut selain untuk menambah penghasilan para pelaku UMKM juga sebagai wadah silaturrahmi, edukasi dan sebagai ajang promosi hasil produk para pelaku UMKM di desa-desa yang keberadaannya selama ini belum diketahui oleh masyarakat luas.

"Disamping itu, kegiatan ini juga bertujuan menjembatani hubungan bisnis (mitra kerja) antara pelaku UMKM di desa-desa dalam wilayah Aceh Selatan dengan FKP, sehingga hasil produksinya bisa dipasarkan secara lebih luas melalui jaringan FKP baik terhadap konsumen dalam daerah maupun luar daerah," imbuh Nova.

Melalui kegiatan tersebut, tambah Nova, pihaknya mengharapkan kepada para pemuda dan pemudi dalam wilayah Kabupaten Aceh Selatan agar dapat termotivasi untuk lebih kreatif dan inovatif serta aplikatif dalam mengembangkan kewirausahaan dengan cara mengolah produk kerajinan tangan yang materialnya berasal dari berbagai potensi sumber daya alam yang ada.

"Sebab pada dasarnya, Kabupaten Aceh Selatan ini mengandung berbagai potensi sumber daya alam yang melimpah. Hanya saja tinggal kemauan dan keinginan dari masyarakat itu sendiri untuk mengolahnya menjadi produk bernilai jual," katanya.

Jika langkah yang telah dirintis ini mau diikuti atau direspon oleh masyarakat luas, maka program ini akan mampu meningkatkan perekonomian mereka, kata Nova yang juga guru honorer di salah satu SD dalam Kecamatan Samadua ini.

Pewarta: Pewarta : Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016