Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Banda Aceh menyebut pihaknya rutin menangkap tikus-tikus di lingkungan pelabuhan laut maupun udara, lalu mengidentifikasi sebagai langkah antisipasi penyebaran cacar monyet (monkeypox).

“Sejauh ini pelabuhan dan bandara di Aceh belum kita temukan tanda-tanda yang mengarahkan ke monkeypox,” kata Koordinator Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi (PKSE) KKP Banda Aceh, Pattimura di Banda Aceh, Selasa.

Ia menjelaskan pemasangan perangkap tikus dalam jangka waktu per triwulan itu memang sudah menjadi tugas rutin yang dilakukan KKP Banda Aceh jauh sebelum adanya penyebaran cacar monyet.

Namun, sejak adanya penyebaran cacar monyet di beberapa wilayah luar Aceh, maka penangkapan tikus di pelabuhan secara otomatis menjadi salah satu langkah antisipasi untuk pencegahan penyebarannya.

“Jika andai kata ada kasus nanti maka kita akan lakukan pemasangan lebih intensif. Tapi jauh hari, untuk tujuan pengendalian, kita selalu pasang perangkap tikus ini setiap triwulan,” katanya.

Biasanya, menurut Pattimura, penangkapan tikus melalui perangkap itu dilakukan selama empat hari. Pihaknya memasang sebanyak 100 perangkap per hari.

Kemudian, tikus-tikus yang terperangkap tersebut dilakukan identifikasi, dengan pemeriksaan bagian pinjal hewan yang menjadi salah satu vektor pembawa virus tersebut.

“Ini memang rutin setiap tiga bulan kita pasang perangkap, untuk mempertahankan kondisi pelabuhan, karena angka kepadatan tikus harus dikendalikan,” katanya.

Selain mendeteksi dini virus othopox pada tikus, KKP juga melakukan pemindai suhu tubuh kepada penumpang saat kedatangan di setiap pelabuhan udara maupun laut.

Karena, kata dia, gejala cacar monyet tersebut juga diawali dengan suhu tubuh yang tinggi, di atas 38 derajat celsius, sehingga langkah penanganan sama seperti COVID-19.

“Kita juga mengimbau kepada masyarakat agar selalu jaga kebersihan, yang jelas perilaku hidup bersih dan sehat dan juga menerapkan protokol kesehatan yang harus diutamakan.

Sebelumnya, Badan Kesehatan Masyarakat Kanada (PHAC) hingga Jumat (12/8) mengonfirmasi 1.059 kasus cacar monyet di negara itu.
 
PHAC mengatakan bahwa dari seluruh kasus terkonfirmasi, 511 kasus di antaranya berasal dari Ontario, 426 dari Quebec, 98 dari British Columbia, 19 dari Alberta, tiga dari Saskatchewan, dan dua dari Yukon.
 
Menanggapi perkembangan penyebab cacar monyet, Kementerian Kesehatan RI telah mempersiapkan 10 Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) untuk mendukung penelitian penyakit tersebut di Medan, Palembang, Kalimantan, Banjarmasin, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Ambon, Manado, dan Makassar.
 

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022