Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh bekerjasama dengan UPTD Taman Seni dan Budaya menggelar Ajang Kreatifitas Musik Etnik 2022 guna mendongkrak penambahan nilai ekonomi bagi pelaku industri kreatif.

“Pelaksanaan ajang kreatifitas musik etnik ini juga  menjadi alternatif pemulihan ekonomi daerah dan nasional,” kata Kepala Disbudpar Aceh Almuniza Kamal di Banda Aceh, Minggu.

Ia menjelaskan daerah memiliki alat serta aransemen musik yang khas dengan unsur melayu maupun arab. 

“Keunikan tersebut harusnya menjadi sebuah industri kreatif yang dapat mendatangkan penambahan nilai ekonomi bagi pelaku seni itu sendiri," katanya.

Menurut dia   harus melakukan inovasi dalam mengemas kesenian tradisi daerah agar bisa bersaing di pasar ataupun industri yang terus berkembang hingga ke era digital.

Keunikan yang dimiliki musik etnik Aceh harus bisa dimanfaatkan menjadi sebuah peluang, karena memiliki potensi yang seharusnya bisa membangkitkan dunia Pariwisata Aceh.

"Ini memiliki potensi besar yang harusnya bisa lebih ditingkatkan dalam usaha memajukan pariwisata dan kebudayaan Aceh," katanya.

Untuk itu Pemerintah melalui Disbudpar Aceh berinisiatif untuk mengadakan program kegiatan sebagai ajang atau ruang apresiasi bagi seluruh pelaku seni musik tradisi Aceh.

"Tujuannya jelas untuk melestarikan, memberdayakan dan memicu para pelaku seni tradisi agar dapat lebih eksis dalam hal pelestarian seni tradisi," katanya.

Dalam pagelaran itu juga didukung oleh para dewan juri yang sudah kerap membawa harum nama Aceh di tingkat Nasional seperti Zulfikar Kande yang merupakan personel group musik legenda Aceh, Munzir pelaku seni musik Aceh, serta Surya Rahman, seorang dosen berpengalaman yang saat ini aktif dan bertugas sebagai dosen di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh. 

Sementara itu, Kepala UPTD Taman Seni dan Budaya Azhadi Akbar, akan mewadahi setiap aktivitas kreatif dalam format – format yang sesuai mendukung pertumbuhan dan pembinaan seni budaya di Aceh.

“Hasil ajang kreativitas musik etnik hendaknya dapat memotivasi baik pelaku dan penikmat dalam menggali kekayaan khasanah music Aceh serta mampu menjadikan modal dalam mengkreasikan musik etnik sejajar dengan musik dunia,” kata Azhadi.

Perhelatan yang diinisiasi bersama oleh praktisi musik di Aceh digelar mulai 21-22 Agustus 2022 di Taman Seni dan Budaya Aceh yang diikuti oleh 11 grup musik yang berasal dari berbagai daerah di Aceh.

Pewarta: M Ifdhal

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022