Singkil (ANTARA Aceh) - Kapal Motor Cahaya Baru dari Sumatera Barat membongkar muat sebanyak 800 ton semen di Pelabuhan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, untuk mememuhi kebutuhan salah satu bahan bangunan di wilayah barat selatan Aceh.

Kapten Kapal KM Cahaya Baru, Pasaribu di Singkil Sabtu mengatakan, kapal itu dari Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, membawa 7.500 sak (isi 40 Kg) Semen Padang untuk memenuhi kebutuhan di wilayah itu.

"Kapal barang kami sudah dua kali beroperasi dari rute Pelabuhan Teluk Bayur Padang menuju Pelabuhan Laut Singkil dengan jarak tempuh selama 48 jam," ujarnya.

Dikatakan, pendistribusian semen tersebut telah disetujui oleh pemerintahan setempat sejak dua bulan terakhir, sebagai uji coba penggunaan pelabuhan yang hampir 99 persen selesai, meskipun belum diresmikan.

Sebelumnya, Bupati Aceh Singkil Safriadi menyebutkan bongkar muat kapal semen asal Padang ini merupakan uijicoba.

"Memang belum diresmikan oleh Kementerian Perhubungan karena masih terkendala pengadaan pembangunan 'moringboy', yakni tempat pengikat tali kapal di sekitar pelabuhan," katanya.

Sementara sejumlah buruh yang ditemui mengatakan, kegiatan bongkar muat ini dilakukan sebulan sekali selama kapal tersebut beroperasi, sehingga ini adalah kesempatan baik untuk mengais rezeki.

"Kami para buruh bekerja banyaknya mencapai 25 hingga 30 orang buruh yang kesehariannya juga nelayan," ujar Hot masyarakat setempat.

Dikatakan, bila kapal semen datang pekerjaan bongkar muat semen penuh waktu hingga malam hari dengan upah mencapai Rp400 ribu hingga Rp500 ribu per orang, sehingga  minat bongkar muat banyak.

"Jadi keberadaan kapal  itu sangat mendukung perekonomian masyarakat sekitar disamping profesi sebagai nelayan, kami juga bisa bekerja di pelabuhan. Pokoknya lumayanlah persiapan menjelang puasa Ramadhan mendatang," katanya.

Endang salah seorang pengusaha menyebutkan harga semen di Aceh Singkil Rp47 ribu hingga Rp60 ribu/zak, tapi bila barang diantar langsung ke lokasi dari toko melalui kurirnya bisa mencapai Rp65 ribu/zak.

Sementara, Yardi, nelayan di Desa Gosong Telaga menyebutkan, keadaan nelayan saat ini memang sedang merosot dan banyak yang tidak melaut baik di Singkil maupun Singkil Utara, sehingga harga ikan mengalami kenaikan.

Pewarta: Pewarta : Khairuman

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016