Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simeulue melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Simeulue akan membangun pabrik garam terbesar di kabupaten kepulauan tersebut dengan kapasitas satu ton per hari.

"Pembangunan pabrik garam dengan kapasitas sekitar satu ton per hari sudah kami usulkan ajukan ke Pemerintah Aceh," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Simeulue Novikar Setiadi di Simeulue, Selasa.

Menurut Novikar Setiadi, jika usulan yang diajukan melalui Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) sebesar Rp1,5 miliar tersebut diterima, maka Kabupaten Simeulue bisa menjadi penyangga garam di Provinsi Aceh.

Selain menjadi penyangga garam di Provinsi Aceh, kata Novikar Setiadi, keberadaan pabrik tersebut juga bisa memenuhi kebutuhan garam nasional. Apalagi Kabupaten Simeulue didukung sumber daya alam memadai.

"Hasil penelitian kami lakukan, kadar natrium klorida air laut yang menjadi bahan baku garam di Kabupaten Simeulue atas 95 persen. Dan itu sangat baik untuk diolah menjadi garam," kata Novikar Setiadi.

Novikar Setiadi mengatakan saat ini kebutuhan garam di Kabupaten Simeulue masih dipasok dari luar daerah. Padahal, Kabupaten Simeulue itu sendiri dikelilingi lautan dan berada di Samudera Hindia.

Kebutuhan garam masyarakat yang tersebar di sepuluh kecamatan di Kabupaten Simeulue mencapai delapan ton per hari. Terdiri tiga ton untuk kebutuhan rumah tangga dan lima ton untuk usaha

Selain itu, kata Novikar Setiadi, usaha garam mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Termasuk dampak penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM). 

"Selama ini kebutuhan garam di Simeulue ini dipasok dari Pulau Sumatra. Dengan adanya pabrik garam tersebut, diharapkan akan menjadikan Pulau Simeulue sebagai sentra produksi garam di Provinsi Aceh," kata Novikar Setiadi.
 

Pewarta: Ade Irwansah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022