Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, Aceh, menyebutkan sebanyak 25,9 persen anak kabupaten kepulan tersebut bertubuh pendek atau stunting.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue Dimas Etika Putra di Simeulue, Kamis, mengatakan angka tersebut jauh menurun jika dibandingkan dengan pada 2020, di mana angka stunting mencapai 40 persen.

"Angka stunting di Simeulue menurun, pada 2020 mencapai angka 40 persen. Sementara data 2021, angka stunting menjadi 25,9 persen," kata Dimas Etika Putra.

Dimas mengatakan penurunan angka stunting berkat kerja sama dan dukungan dari semua pihak. Termasuk Pemerintah Aceh yang terus melakukan berbagai cara menurunkan stunting di Pulau Simeulue.

Dimas menyebutkan ada beberapa strategi dilakukan untuk menurunkan angka stunting. Yakni dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu tentang pola asuh anak di lingkungan rumah tangga.

Kemudian, pencegahan dan penanganan stunting kepada wanita usia subur, ibu hamil, ibu dengan balita, serta pengasuh anak. Termasuk memberikan pemahaman kepada kaum bapak tentang pola asuh anak yang baik.

Serta pemberian makanan bergizi serta pemahaman gizi melalui menu yaitu karbohidrat, protein hewani, protein hewan dan sayuran, kata Dimas Etika Putra.

"Strategi tersebut berhasil menurunkan angka stunting di Simeulue. Selain itu ada pemberian makanan bergizi melalui kader posyandu di setiap desa," jelas Dimas Etika Putra.

Menurut Dimas, ada beberapa kendala dalam penanganan stunting. Di antaranya anggaran yang disediakan sangat sedikit. Untuk 2022 ini, dana penanganan stunting di Dinas Kesehatan Simeulue hanya Rp200 juta.

"Kendala penanganan yakni kurangnya anggaran yang disediakan. Namun kami tetap berupaya keras menurunkan angka stunting di Simeulue ini," ucap Dimas Etika Putra.
 

Pewarta: Ade Irwansah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022