Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sabang diminta untuk meningkatkan kapasitas petugas dan sigap menanggulangi bencana yang sewaktu-waktu terjadi.
Asisten Bidang Administrasi Umum Setdako Sabang Rinaldi Syahputra, Rabu, mengatakan penanggulangan bencana merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bersifat preventif, penyelamatan, dan rehabilitatif, yang harus diselenggarakan secara koordinatif, komprehensif, serentak, cepat, tepat dan akurat.
"BPBD Sabang harus siap tingkatkan kapasitas dan sigap hadapi bencana,” katanya dalam keterangan diterima di Banda Aceh.
Menurutnya, hal tersebut juga harus dilakukan dengan melibatkan lintas sektor dan lintas wilayah, sehingga memerlukan koordinasi berbagai instansi terkait, dengan penekanan pada kepedulian publik dan mobilitas masyarakat.
"Selain itu, dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) merupakan salah satu dokumen perencanaan penanggulangan bencana yang penting dan menjadi salah satu indikator pemenuhan standar pelayanan minimal sub-urusan bencana sesuai dengan Permendagri Nomor 101 tahun 2018," kata Rinaldi.
Hal tersebut disampaikan Rinaldi ketika menghadiri Pelatihan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Tahun 2022, yang diselenggarakan Badan Penanggulangan Bencana Aceh di Kota Sabang.
Sementara itu, Kasi Kesiapsiagaan BPBA Fazli menjelaskan kegiatan ini untuk meningkatkan kapasitas petugas penanggulangan bencana dalam penyusunan RPB, baik dari BPBA, BPBD dan mitra lainnya.
“Hari ini salah satu kewajiban kita, disamping Menyusun peta resiko bencana, yang menjadi kewajiban yaitu Menyusun RPB. RPB ini merupakan rencana induk yang terintegrasi dalam RPJM,” kata Fazli.
Pelatihan berlangsung selama tiga hari, dengan melibatkan 30 peserta perwakilan BPBA, BPBD, instansi dan institusi, serta lembaga dalam penanggulangan bencana di Aceh.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Asisten Bidang Administrasi Umum Setdako Sabang Rinaldi Syahputra, Rabu, mengatakan penanggulangan bencana merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bersifat preventif, penyelamatan, dan rehabilitatif, yang harus diselenggarakan secara koordinatif, komprehensif, serentak, cepat, tepat dan akurat.
"BPBD Sabang harus siap tingkatkan kapasitas dan sigap hadapi bencana,” katanya dalam keterangan diterima di Banda Aceh.
Menurutnya, hal tersebut juga harus dilakukan dengan melibatkan lintas sektor dan lintas wilayah, sehingga memerlukan koordinasi berbagai instansi terkait, dengan penekanan pada kepedulian publik dan mobilitas masyarakat.
"Selain itu, dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) merupakan salah satu dokumen perencanaan penanggulangan bencana yang penting dan menjadi salah satu indikator pemenuhan standar pelayanan minimal sub-urusan bencana sesuai dengan Permendagri Nomor 101 tahun 2018," kata Rinaldi.
Hal tersebut disampaikan Rinaldi ketika menghadiri Pelatihan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Tahun 2022, yang diselenggarakan Badan Penanggulangan Bencana Aceh di Kota Sabang.
Sementara itu, Kasi Kesiapsiagaan BPBA Fazli menjelaskan kegiatan ini untuk meningkatkan kapasitas petugas penanggulangan bencana dalam penyusunan RPB, baik dari BPBA, BPBD dan mitra lainnya.
“Hari ini salah satu kewajiban kita, disamping Menyusun peta resiko bencana, yang menjadi kewajiban yaitu Menyusun RPB. RPB ini merupakan rencana induk yang terintegrasi dalam RPJM,” kata Fazli.
Pelatihan berlangsung selama tiga hari, dengan melibatkan 30 peserta perwakilan BPBA, BPBD, instansi dan institusi, serta lembaga dalam penanggulangan bencana di Aceh.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022