Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung untuk pertama kalinya melaju ke final tur dunia BWF setelah menyingkirkan wakil China Han Yue dalam semifinal Australian Open 2022 di Quay Centre, Sydney, Sabtu.
Setelah bertarung selama 56 menit, Gregoria akhirnya menang 18-21, 21-16, 21-14 atas Han Yue, yang mengalahkannya pada semifinal Hylo Open 2022, Oktober lalu.
“Setelah lama tidak ke final turnamen level world tour, saya kini bisa lagi ke final di turnamen seperti di Australian Open ini. Terus terang saya juga kangen juara," ujar Gregoria yang terakhir juara di Finish Open 2018 itu, dalam keterangan tertulis PBSI.
Meski kehilangan gim pertama, Gregoria berhasil merebut gim kedua berkat permainan ngotot dan bertahan. Dia juga menyebut belajar banyak dari kekalahan sebelumnya atas Han di Hylo Open 2022.
Pada gim ketiga dalam kondisinya yang sudah kelelahan, Gregoria hanya berprinsip untuk bermain bertahan dan tidak menyerah hingga poin terakhir.
"Memang pada awal gim ketiga saya masih sempat belum masuk dan buru-buru juga. Tetapi dengan memaksa, saya akhirnya bisa unggul 11-8 dan terus memimpin dan makin yakin. Saya tetap terus memaksakan diri. Saya tidak mikir sudah unggul jauh. Saya malah lebih hati-hati sebelum gim berakhir," ungkapnya.
Pada final, Gregoria menghadapi tantangan berat karena akan bertemu unggulan pertama, An Se Young asal Korea Selatan yang di semifinal mengalahkan Pornpawee Chochuwong dari Thailand 21-16, 21-11.
"Besok saya ingin lebih memaksa lagi. Maklum, dia bukan lawan mudah. Lawan kelasnya sudah di atas saya. Besok saya tidak boleh gampang nyerah. Coba memaksimalkan yang ada," tutur juara dunia junior 2017 itu.
Ini merupakan final pertama bagi Gregoria dalam turnamen berformat tur dunia BWF. Tunggal putri peringkat ke-19 dunia itu sebelumnya sudah pernah menjejakkan kaki ke empat semifinal turnamen tahun ini namun selalu gagal melaju ke partai puncak.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Setelah bertarung selama 56 menit, Gregoria akhirnya menang 18-21, 21-16, 21-14 atas Han Yue, yang mengalahkannya pada semifinal Hylo Open 2022, Oktober lalu.
“Setelah lama tidak ke final turnamen level world tour, saya kini bisa lagi ke final di turnamen seperti di Australian Open ini. Terus terang saya juga kangen juara," ujar Gregoria yang terakhir juara di Finish Open 2018 itu, dalam keterangan tertulis PBSI.
Meski kehilangan gim pertama, Gregoria berhasil merebut gim kedua berkat permainan ngotot dan bertahan. Dia juga menyebut belajar banyak dari kekalahan sebelumnya atas Han di Hylo Open 2022.
Pada gim ketiga dalam kondisinya yang sudah kelelahan, Gregoria hanya berprinsip untuk bermain bertahan dan tidak menyerah hingga poin terakhir.
"Memang pada awal gim ketiga saya masih sempat belum masuk dan buru-buru juga. Tetapi dengan memaksa, saya akhirnya bisa unggul 11-8 dan terus memimpin dan makin yakin. Saya tetap terus memaksakan diri. Saya tidak mikir sudah unggul jauh. Saya malah lebih hati-hati sebelum gim berakhir," ungkapnya.
Pada final, Gregoria menghadapi tantangan berat karena akan bertemu unggulan pertama, An Se Young asal Korea Selatan yang di semifinal mengalahkan Pornpawee Chochuwong dari Thailand 21-16, 21-11.
"Besok saya ingin lebih memaksa lagi. Maklum, dia bukan lawan mudah. Lawan kelasnya sudah di atas saya. Besok saya tidak boleh gampang nyerah. Coba memaksimalkan yang ada," tutur juara dunia junior 2017 itu.
Ini merupakan final pertama bagi Gregoria dalam turnamen berformat tur dunia BWF. Tunggal putri peringkat ke-19 dunia itu sebelumnya sudah pernah menjejakkan kaki ke empat semifinal turnamen tahun ini namun selalu gagal melaju ke partai puncak.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022