Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UMKM Kabupaten Simeulue mencatat kebutuhan telur ayam masyarakat kabupaten kepulauan itu mencapai tiga ton per pekan.
Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UMKM Kabupaten Simeulue Novikar Setiadi di Simeulue, Selasa, mengatakan semua telur ayam tersebut didatangkan dari luar Pulau Simeulue seperti Provinsi Sumatera Utara dan daerah lainnya di Aceh.
"Hingga saat ini, untuk kebutuhan telur ayam di Simeulue semuanya masih dipasok dari luar daerah dengan harga yang cukup tinggi. Jumlah kebutuhan telur mencapai tiga ton per pekan," kata Novikar Setiadi.
Menurut Novikar, hingga saat ini belum ada masyarakat Kabupaten Simeulue mengembangkan usaha ayam petelur yang mampu memenuhi kebutuhan telur ayam di kabupaten kepulauan tersebut.
"Beberapa warga Simeulue pernah mengembangkan usaha ayam petelur, tetapi semuanya tidak bertahan lama karena tidak mampu menyediakan pakan ternak ayam petelur. Apalagi, pakan ayam petelur juga didatangkan dari daratan Aceh," ujar Novikar.
Novikar mengatakan saat ini Pemerintah Kabupaten Simeulue melalui Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UMKM bekerja sama dengan Dinas pemberdayaan masyarakat dan Gampong (DPMG) Provinsi Aceh sedang mengembangkan ternak ayam petelur
Pengembangan ayam petelur tersebut dipusatkan di Desa Suak Baro, Kecamatan Simeulue Tengah. Ada 1.000 ayam petelur diternakkan dengan harapan dapat memasok kebutuhan telur ayam di Kabupaten Simeulue, meski tidak sepenuhnya tercukupi, kata Novikar Setiadi.
Dalam pengembangan budi daya, kata Novikar Setiadi, kelompok peternak ayam petelur dibekali dengan ilmu untuk pengolahan pakan ternak. Kelompok tersebut juga diberikan mesin pengolahan pakan ternak ayam.
"Tujuan pembekalan dan pemberian bantuan mesin pengolahan pakan ternak agar pengembangan usaha budi daya bisa berjalan dan tidak terkendala dengan pakan ternak ayam petelur," kata Novikar Setiadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UMKM Kabupaten Simeulue Novikar Setiadi di Simeulue, Selasa, mengatakan semua telur ayam tersebut didatangkan dari luar Pulau Simeulue seperti Provinsi Sumatera Utara dan daerah lainnya di Aceh.
"Hingga saat ini, untuk kebutuhan telur ayam di Simeulue semuanya masih dipasok dari luar daerah dengan harga yang cukup tinggi. Jumlah kebutuhan telur mencapai tiga ton per pekan," kata Novikar Setiadi.
Menurut Novikar, hingga saat ini belum ada masyarakat Kabupaten Simeulue mengembangkan usaha ayam petelur yang mampu memenuhi kebutuhan telur ayam di kabupaten kepulauan tersebut.
"Beberapa warga Simeulue pernah mengembangkan usaha ayam petelur, tetapi semuanya tidak bertahan lama karena tidak mampu menyediakan pakan ternak ayam petelur. Apalagi, pakan ayam petelur juga didatangkan dari daratan Aceh," ujar Novikar.
Novikar mengatakan saat ini Pemerintah Kabupaten Simeulue melalui Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UMKM bekerja sama dengan Dinas pemberdayaan masyarakat dan Gampong (DPMG) Provinsi Aceh sedang mengembangkan ternak ayam petelur
Pengembangan ayam petelur tersebut dipusatkan di Desa Suak Baro, Kecamatan Simeulue Tengah. Ada 1.000 ayam petelur diternakkan dengan harapan dapat memasok kebutuhan telur ayam di Kabupaten Simeulue, meski tidak sepenuhnya tercukupi, kata Novikar Setiadi.
Dalam pengembangan budi daya, kata Novikar Setiadi, kelompok peternak ayam petelur dibekali dengan ilmu untuk pengolahan pakan ternak. Kelompok tersebut juga diberikan mesin pengolahan pakan ternak ayam.
"Tujuan pembekalan dan pemberian bantuan mesin pengolahan pakan ternak agar pengembangan usaha budi daya bisa berjalan dan tidak terkendala dengan pakan ternak ayam petelur," kata Novikar Setiadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022