Twitter nampaknya akan mengungkap status "shadowbanned" atau pembatasan akses kepada pengguna sehingga yang bersangkutan bisa mengetahui akunnya terblokir atau tidak.
Hal itu dicuit langsung oleh Elon Musk sebagai pucuk pimpinan tertinggi di Twitter saat ini.
"Pengguna akan tahu dengan jelas jika dia mengalami shadowbanned dan alasannya hingga langkah untuk memulihkannya," ujar Elon lewat akun twitternya @elonmusk seperti dikutip dari PhoneArena, Sabtu.
Meski tidak dijelaskan secara jelas bentuk dari "shadowbanned", nampaknya kondisi ini berbeda dari konsep pemblokiran akun.
Jurnalis dari Bloomberg yakni Bari Weiss mengungkapkan bahwa "shadowbanned" merupakan langkah Twitter untuk mencegah sebuah cuitan dari akun tidak bisa populer karena visibilitasnya dibatasi.
"Shadowbanned" sudah dilakukan bahkan sebelum Elon Musk resmi membeli Twitter pada November 2022 lalu.
Kondisi itu biasanya diterapkan kepada akun yang masuk dalam daftar hitam pencarian internal Twitter dan terdeteksi sebagai akun yang tidak disukai.
Tidak cuma cuitannya, bahkan mungkin akun-nya akan sulit ditemukan oleh pengguna lainnya.
Tentunya pengguna yang mengalami "shadowbanned" biasanya tidak mendapatkan notifikasi, dan kondisi itu kerap membuat pengguna kebingungan sehingga menganggap ada masalah algoritma pada akunnya.
Weiss mengatakan bahwa Twitter sebelumnya menyebut metode itu dengan "Visibility Filtering" dan bukan "shadowbanned".
Dengan rencana Elon Musk mengungkapkan status akun kepada penggunanya secara jelas, tentunya ini memberikan transparansi lebih baik kepada pengguna Twitter.
Fitur serupa sebenarnya dalam beberapa waktu terakhir dikenalkan Instagram untuk para penggunanya.
Instagram akan memberi tahu pengguna yang memanfaatkan fitur akun profesional jika unggahan mereka telah dibatasi dan tidak bisa muncul sebagai konten rekomendasi untuk pengguna lainnya.
Jika memang ada unggahan yang melanggar aturan rekomendasi Instagram, kreator dan pelaku bisnis dapat menyunting atau menghapus kontennya agar akunnya bisa dipulihkan kembali.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Hal itu dicuit langsung oleh Elon Musk sebagai pucuk pimpinan tertinggi di Twitter saat ini.
"Pengguna akan tahu dengan jelas jika dia mengalami shadowbanned dan alasannya hingga langkah untuk memulihkannya," ujar Elon lewat akun twitternya @elonmusk seperti dikutip dari PhoneArena, Sabtu.
Meski tidak dijelaskan secara jelas bentuk dari "shadowbanned", nampaknya kondisi ini berbeda dari konsep pemblokiran akun.
Jurnalis dari Bloomberg yakni Bari Weiss mengungkapkan bahwa "shadowbanned" merupakan langkah Twitter untuk mencegah sebuah cuitan dari akun tidak bisa populer karena visibilitasnya dibatasi.
"Shadowbanned" sudah dilakukan bahkan sebelum Elon Musk resmi membeli Twitter pada November 2022 lalu.
Kondisi itu biasanya diterapkan kepada akun yang masuk dalam daftar hitam pencarian internal Twitter dan terdeteksi sebagai akun yang tidak disukai.
Tidak cuma cuitannya, bahkan mungkin akun-nya akan sulit ditemukan oleh pengguna lainnya.
Tentunya pengguna yang mengalami "shadowbanned" biasanya tidak mendapatkan notifikasi, dan kondisi itu kerap membuat pengguna kebingungan sehingga menganggap ada masalah algoritma pada akunnya.
Weiss mengatakan bahwa Twitter sebelumnya menyebut metode itu dengan "Visibility Filtering" dan bukan "shadowbanned".
Dengan rencana Elon Musk mengungkapkan status akun kepada penggunanya secara jelas, tentunya ini memberikan transparansi lebih baik kepada pengguna Twitter.
Fitur serupa sebenarnya dalam beberapa waktu terakhir dikenalkan Instagram untuk para penggunanya.
Instagram akan memberi tahu pengguna yang memanfaatkan fitur akun profesional jika unggahan mereka telah dibatasi dan tidak bisa muncul sebagai konten rekomendasi untuk pengguna lainnya.
Jika memang ada unggahan yang melanggar aturan rekomendasi Instagram, kreator dan pelaku bisnis dapat menyunting atau menghapus kontennya agar akunnya bisa dipulihkan kembali.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022