Meulaboh (ANTARA Aceh) - Pelaksanaan Pekan Kebudayaan Aceh Barat (PKAB), Provinsi Aceh memberi nilai tambah terhadap tumbuhnya kegiatan ekonomi serta mamicu semangat kreativitas pelaku usaha lokal.
"Kami perkirakan sekitar Rp10 miliar terjadi perputaran uang selama kegiatan PKAB berlangsung. Ini menujukan semua lapisan masyarakat menikmati keuntungan secara ekonomis, bukan hanya pelaku usaha tapi juga masyarakat sekitar," kata ketua Panitia PKAB Teuku Vofizar di Meulaboh, Kamis.
Pernyataan tersebut disampaikan melalui Kasubag Hubungan Media Massa Jopi D Saputra pada penutupan PKAB ke-II tahun 2016 di panggung eksibishi Rabu (31/8) malam, dia menyampaikan masyarakat mengingginkan PKAB itu diperpanjang.
Ia menjelaskan, tidak kurang dari 800 pelaku usaha kecil dan menengah muncul selama 10 hari kegiatan, termasuk masyarakat sekitar lokasi acara meliputi empat desa meraup keuntungan dari berbagai sisi usaha yang digeluti.
Dunia usaha yang dirangkaikan dalam Meulaboh Expo disepanjang jalan Sudirman terbagi dari empat kawasan, mulai dari penjualan kerajinan tangan, developer, dealer kendaraan, elektronik, travel serta ditambah ratusan pedagang kaki lima. Selain pedagang lokal, juga muncul pedagang asal Provinsi Sumut dan Provinsi Sumbar.
"Kami perkirakan sekitar Rp10 miliar terjadi perputaran uang selama kegiatan PKAB berlangsung. Ini menujukan semua lapisan masyarakat menikmati keuntungan secara ekonomis, bukan hanya pelaku usaha tapi juga masyarakat sekitar," kata Nofizar yang merupakan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbutparpora).
Dalam pidatonya Nofizar menjelaskan, 17 rangkaian kegiatan berjalan dengan baik, walau beberapa event berlangsug dalam guyuran hujan namun tidak mengurangi semangat peserta dan antusias masyarakat pengunjung, baik berasal dari Kabupaten Aceh Barat, Aceh Jaya, Nagan Raya, Aceh Barat Daya dan Kota Banda Aceh.
Berdasar pengamatan dan evaluasi pihaknya, pelaksanaan PKAB tahun 2016 cukup berhasil dan sukses, semua kecamatan, SKPK, instansi vertikal, sekolah, perguruan tinggi, BUMN serta organisasi masyarakat.
Semua yang terlibat saling berlomba mempersembahkan yang terbaik, mulai dari pawai budaya, karnaval kendaraan hias, tarian tradisional, pameran budaya, lapak buet jaroe, permainan rakyat, lomba masak tradisional termasuk masakan kari bebek.
"Masyarakat masih merasa belum cukup dengan pelaksanaan 10 hari, banyak masukan kepada kami untuk memperpanjang. Karena itu sebuah pengharapan agar PKAB terjadwal berkelanjutan, qanunya segera dibahas bersama DPRK," sebutnya.
Beberapa dampak positif yang menjadi catatan Pemerintah Daerah dari PKAB seperti bertambahnya informasi kepada masyarakat tentang keragaman adat dan budaya, memberikan pengetahuan umum kepada masyarakat tentang informasi dan kebijakan dari pemerintah dalam stand pameran.
Kemudian menjadi hiburan dan rekreasi yang sangat dinantikan masyarakat dan yang paling sangat menonjol adalah dapat meningkatkan pertumbuhan pelaku usaha serta munculnya semangat wirausaha dari masyarakat lokal dengan adanya peluang pasar.
"Bila ini bisa berkelanjutan maka bisa menghidupkan icont wisata daerah kita mendukung Aceh sebagai destinasi wisata halal dunia yang merupakan harapan pemerintah secara nasional," demikian Nofizar.
Uploader : Salahuddin Wahid
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016