PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI optimistis tumbuh positif dengan terus mendorong transformasi dalam menghadapi tahun 2023 yang diprediksi menjadi tahun yang menantang bagi perekonomian dunia.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam pernyataan di Jakarta, Minggu, mengatakan ekonomi dalam negeri harus memiliki banyak kegiatan agar memiliki efek multiplier pada pertumbuhan di tengah ketidakpastian di tahun depan.
Menurut dia, perbankan sebagai intermediasi tidak boleh menargetkan pertumbuhan kinerja stagnan atau bahkan takut, karena hal tersebut akan mendorong penurunan transaksi sehingga membuat ekonomi semakin terpuruk.
"Maka dari itu, kami fokus dengan transformasi. Kami berharap kami dapat menjadi suatu bank yang lebih kompetitif dengan digitalisasi, tidak hanya di sisi produk tapi juga proses bisnis, operating cost yang terkendali," kata Royke.
Tahun depan, ia menegaskan bahwa bank berkode saham BBNI ini akan tetap fokus ke segmen consumer, korporasi serta UMKM yang berorientasi ekspor untuk menjadi mesin pertumbuhan BNI.
"Kami mau membantu UMKM untuk go global, bantu mereka supaya bisa ekspor, sehingga dapat meningkatkan kapabilitas usaha sekaligus profitabilitas buat mereka," kata Royke.
Adapun, tahun ini, BNI berhasil menambah modal sehingga membuat level modal menjadi sangat cukup kuat untuk menyerap risiko maupun ekspansi dalam menjawab berbagai peluang tahun depan.
"Kami juga memiliki level likuiditas yang sangat ample, sejauh ini sangat bisa dikelola dengan baik. Kedepannya kami berharap juga banyak peluang yang dapat kami garap, baik organik maupun anorganik," kata Royke.
Sebagaimana diketahui, BNI membukukan laba bersih senilai Rp13,69 triliun pada triwulan III-2022, naik 76,87 persen year on year(yoy) dari periode sama tahun lalu, disokong oleh pendapatan bunga senilai Rp39,27 triliun, atau naik 4,66 persen yoy.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022