Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Agus Arianto menyatakan pihaknya sedang berupaya membuat peta pergerakan gajah untuk mengantisipasi konflik gajah dan manusia di tanah rencong. 

"Kita akan mengupayakan untuk membuat peta pergerakan gajah karena ada beberapa kawasan hutan dan areal kawasan hutan yang menjadi tempat pergerakan gajah," kata Agus Arianto, di Banda Aceh, Rabu.

Agus mengatakan, peta kawasan pergerakan gajah tersebut berguna untuk mengetahui kawasan bermain gajah, sehingga masyarakat dapat melakukan penyesuaian jenis-jenis tanaman pada perkebunan mereka.

“Dengan menanam tanaman yang tidak disukai gajah, harapannya program perkebunan menjadi tidak sia-sia karena sudah menyesuaikan dengan wilayah pergerakan satwa liar itu sendiri," ujarnya.

Kata Agus, konflik gajah dan manusia yang terjadi saat ini disebabkan karena habitat satwa liar itu sudah terganggu oleh sejumlah aktivitas manusia seperti perambahan, penebangan, dan tambang liar sehingga gajah keluar dari jalur semestinya dan masuk ke pemukiman penduduk.

“Analoginya seperti air yang akan mengalir pada salurannya. Jika habitat nyaman, gajah-gajah itu akan bermain di habitatnya, tetapi jika terdapat gangguan otomatis gajah akan keluar dari jalur semestinya,” katanya

Dirinya berharap  dengan adanya peta pergerakan tersebut, pemerintah bisa lebih terbuka dan menyadari bahwa adanya pengendalian ruang. 

Selain itu, Agus menilai, permasalahan konflik gajah juga membutuhkan penanganan dari lintas sektor serta komitmen pemerintah dan masyarakat menjalankan tugas dan fungsi masing-masing dalam menjaga lingkungan serta habitat satwa agar sebisa mungkin dapat mencegah interaksi negatif dengan hewan yang dilindungi tersebut.

“Penanganan ini tidak bisa parsial, harus lintas sektor, para pihak lain juga harus ikut serta melakukan upaya-upaya penanganan agar penyelesaian interaksi negatif dapat berlangsung secara komprehensif,” demikian Agus Arianto.

Untuk diketahui, konflik gajah dan manusia akibat habitat yang terganggu baru-baru ini kembali terjadi pada Minggu, (5/2) sekitar pukul 14.30 WIB di Gampong Kekuyang, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah. 

Gajah liar turun ke perkebunan milik masyarakat dan mengamuk, menyerang warga yang berada di kebun.

Akibat peristiwa itu, satu orang bernama Sufri (40) meninggal dunia dan dua orang lainnya Miswan (56) dan Safar (35) mengalami luka-luka.

 

Pewarta: Nurul Hasanah

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023