PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menggelar simulasi penanganan peristiwa kebakaran kapal motor penyeberangan (KMP) di Pelabuhan Ulee Lheu Banda Aceh, dalam upaya meningkatkan kewaspadaan dan kecakapan krudalam meminimalisir korban jiwa saat keadaan darurat.

General Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Banda Aceh Agus Djoko Triyanto di Banda Aceh, Rabu, mengatakan latihan penanganan keadaan darurat di kapal penyeberangan tersebut merupakan agenda rutin yang dilakukan setiap tahun dengan melibatkan berbagai unsur.

“Ini dalam upaya meningkatkan kewaspadaan atau kecakapan dari kru kami untuk melaksanakan penanggulangan potensi bencana yang mungkin akan timbul di kapal milik kami,” kata Agus.

Baca juga: Gelombang laut tinggi belum ganggu penyeberangan Banda Aceh-Sabang, ASDP: hanya beberapa penumpang mual dan pusing

Simulasi penanganan keadaan darurat dilakukan PT ASDP Indonesia Ferry bersama unsur Basarnas, Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KP3), Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Dinas Perhubungan, Jasa Raharja serta TNI-Polri.

Dalam latihan ini, kata dia, KMP BRR yang berada sekitar 1 mil dari Pelabuhan Ulee Lheu Banda Aceh dilaporkan terbakar. Ada beberapa orang korban dalam peristiwa itu, beberapa di antaranya melompat ke laut, pingsan dalam kapal serta luka bakar dan patah tulang akibat terjatuh.

 

Mendengar laporan itu, tim Basarnas menuju ke lokasi kejadian untuk memadamkan api, sekaligus mengevaluasi para korban.

“Korban di dalam kapal tertangani dengan baik sesuai prosedur oleh kru KMP BRR, adapun korban yang di laut ditangani oleh petugas Basarnas dengan baik pula,” ujar Agus.

Saat latihan, Basarnas mengerahkan satu unit KN SAR Kresna, satu unit kapal sea rider serta satu unit rubber boat. Dengan melibatkan 30 petugas Basarnas dan 20 petugas ASDP di darat dan di laut serta beberapa petugas dari unsur lainnya.

Baca juga: ASDP perkirakan puncak mudik di Pelabuhan Ulee Lheu Banda Aceh pada H-3 Lebaran

Kepala Kantor Basarnas Banda Aceh Al Hussain mengatakan simulasi tersebut sangat penting dilakukan guna meningkatkan kesiapsiagaan tim Basarnas dalam setiap peristiwa apapun.

“Jadi apabila terjadi hal-hal yang sebenarnya, maka kita sudah siap untuk melakukan pertolongan,” kata Al Hussain.

Selain itu, menurut Al Hussain, simulasi tersebut juga untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dalam setiap bencana dan keadaan darurat. Dan juga untuk menguji standar operasional prosedur (SOP) dari Basarnas dalam memberi pertolongan dalam sebuah peristiwa.

“Ini juga bagian dari kita mensosialisasikan kepada masyarakat sehingga lebih tahu tentang prosedur penyelamatan di kapal maupun di laut,” ujarnya.
 

 

Pewarta: Khalis Surry

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023