Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menyebutkan seluas 746 hektare lahan padi dan 119 hektare lahan jagung di daerah itu gagal tanam akibat banjir yang melanda wilayah setempat dalam beberapa hari terakhir.
“Padi di daerah kita ini memang banyak baru ditanam, jagung juga demikian, jadi gagal tanam karena banjir ini,” kata Kepala Diskominfo Aceh Tenggara Zul Fahmy saat dihubungi dari Banda Aceh, Rabu.
Untuk diketahui, semua informasi terkait dampak banjir Aceh Tenggara dalam beberapa hari ini dikeluarkan melalui Diskominfo secara satu pintu, setelah mendapatkan data dari setiap Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) Aceh Tenggara.
Zul Fahmy menjelaskan, seluas 746 hektare lahan padi yang gagal tanam akibat banjir itu tersebar di sembilan kecamatan, sedang 119 hektare lahan jagung yang gagal tanam tersebar di lima kecamatan.
Dalam upaya penanggulangan, kata dia, Pj Bupati Aceh Tenggara Syakir juga telah menyurati Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo pada Senin (21/8) lalu, untuk meminta bantuan benih padi dan jagung serta alat dan mesin pertanian (alsintan) berupa hand traktor.
Bagi tanaman padi, Pemkab Aceh Tenggara meminta sebanyak 18.650 kilogram benih untuk didistribusikan ke sembilan kecamatan terdampak, yang akan dibagikan sesuai dengan kebutuhan lahan sawah masing-masing kecamatan.
Selain itu, pihaknya juga meminta bantuan pupuk organik cair sebanyak 3.730 liter untuk tanaman pangan tersebut.
“Kita juga butuh alsintan dalam bentuk hand traktor untuk pengolahan lahan padi yang sudah rusak ditimbun lumpur dan material lainnya, jadi kita minta 16 unit hand traktor,” ujarnya.
Begitu juga dengan lahan jagung, pihaknya meminta bantuan benih sebanyak 1.785 kilogram untuk lima kecamatan, sekaligus pupuk organik cair sebanyak 595 liter dan dua unit hand traktor untuk mengolah lahan jagung yang sudah rusak.
Secara umum, kata dia, hingga saat ini kondisi 10 kecamatan terdampak banjir di Aceh Tenggara sudah kondusif. Air yang menggenangi rumah warga sudah mengering, dan volume air di beberapa lokasi sudah berkurang secara berangsur-angsur.
“Pihak BPBD Aceh Tenggara juga sedang dan telah melakukan pembersihan rumah ibadah, sekolah, rumah warga, yang tergenang lumpur yang sudah menjadi tanah timbun,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan banjir di Aceh Tenggara terjadi sejak Kamis (17/8), dan terus meluas hingga ke 10 kecamatan yang dipicu intensitas hujan tinggi.
Adapun daerah yang terdampak meliputi Kecamatan Bambel sebanyak 23 gampong (desa), Lawe Sumur sebanyak enam gampong, Semadamsebanyak lima gampong, serta Kecamatan Bukit Tusam sebanyak delapan gampong.
Selanjutnya, Kecamatan Lawe Bulan sebanyak lima gampong, Babussalam tiga gampong, Tanoh Alas dua gampong, Lawe Sigala-Gala empat gampong, Lawe Alas dua gampong, dan satu gampong di Kecamatan Babul Rahmah.
Korban terdampak akibat peristiwa itu mencapai 8.101 jiwa dalam 2.230 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 59 desa dalam 10 kecamatan di Aceh Tenggara.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
“Padi di daerah kita ini memang banyak baru ditanam, jagung juga demikian, jadi gagal tanam karena banjir ini,” kata Kepala Diskominfo Aceh Tenggara Zul Fahmy saat dihubungi dari Banda Aceh, Rabu.
Untuk diketahui, semua informasi terkait dampak banjir Aceh Tenggara dalam beberapa hari ini dikeluarkan melalui Diskominfo secara satu pintu, setelah mendapatkan data dari setiap Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) Aceh Tenggara.
Zul Fahmy menjelaskan, seluas 746 hektare lahan padi yang gagal tanam akibat banjir itu tersebar di sembilan kecamatan, sedang 119 hektare lahan jagung yang gagal tanam tersebar di lima kecamatan.
Dalam upaya penanggulangan, kata dia, Pj Bupati Aceh Tenggara Syakir juga telah menyurati Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo pada Senin (21/8) lalu, untuk meminta bantuan benih padi dan jagung serta alat dan mesin pertanian (alsintan) berupa hand traktor.
Bagi tanaman padi, Pemkab Aceh Tenggara meminta sebanyak 18.650 kilogram benih untuk didistribusikan ke sembilan kecamatan terdampak, yang akan dibagikan sesuai dengan kebutuhan lahan sawah masing-masing kecamatan.
Selain itu, pihaknya juga meminta bantuan pupuk organik cair sebanyak 3.730 liter untuk tanaman pangan tersebut.
“Kita juga butuh alsintan dalam bentuk hand traktor untuk pengolahan lahan padi yang sudah rusak ditimbun lumpur dan material lainnya, jadi kita minta 16 unit hand traktor,” ujarnya.
Begitu juga dengan lahan jagung, pihaknya meminta bantuan benih sebanyak 1.785 kilogram untuk lima kecamatan, sekaligus pupuk organik cair sebanyak 595 liter dan dua unit hand traktor untuk mengolah lahan jagung yang sudah rusak.
Secara umum, kata dia, hingga saat ini kondisi 10 kecamatan terdampak banjir di Aceh Tenggara sudah kondusif. Air yang menggenangi rumah warga sudah mengering, dan volume air di beberapa lokasi sudah berkurang secara berangsur-angsur.
“Pihak BPBD Aceh Tenggara juga sedang dan telah melakukan pembersihan rumah ibadah, sekolah, rumah warga, yang tergenang lumpur yang sudah menjadi tanah timbun,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan banjir di Aceh Tenggara terjadi sejak Kamis (17/8), dan terus meluas hingga ke 10 kecamatan yang dipicu intensitas hujan tinggi.
Adapun daerah yang terdampak meliputi Kecamatan Bambel sebanyak 23 gampong (desa), Lawe Sumur sebanyak enam gampong, Semadamsebanyak lima gampong, serta Kecamatan Bukit Tusam sebanyak delapan gampong.
Selanjutnya, Kecamatan Lawe Bulan sebanyak lima gampong, Babussalam tiga gampong, Tanoh Alas dua gampong, Lawe Sigala-Gala empat gampong, Lawe Alas dua gampong, dan satu gampong di Kecamatan Babul Rahmah.
Korban terdampak akibat peristiwa itu mencapai 8.101 jiwa dalam 2.230 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 59 desa dalam 10 kecamatan di Aceh Tenggara.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023