Kepolisian Resor (Polres) Aceh Timur melakukan penyelidikan terkait atas dugaan warga mengalami keracunan gas akibat dari kegiatan PT Medco EP Malaka di Sumur Alur Siwah, Nurussalam, Kabupaten Aceh Timur.

"Saat ini kita sedang melakukan penyelidikan dengan cara menurunkan tim ke lokasi guna mengecek prosedur yang dilakukan pihak perusahaan," kata Kapolres Aceh Timur AKBP Andy Rahmansyah di Aceh Timur, Selasa.

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten (DLHK) Aceh Timur penanganan gas beracun tersebut merupakan kewenangan pemerintah provinsi. 

"Untuk ujinya, merupakan kewenangan provinsi. Terkait apakah bersumber gas dari sumur operasi perusahaan migas, kami belum bisa memastikan. Kami masih menunggu hasil pemeriksaan dari provinsi," kata Kepala Bidang Pengawasan Izin Lingkungan dan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup DLHK Aceh Timur Hermansyah.

Sebelumnya, sebanyak 29 warga Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, dirawat di rumah sakit diduga keracunan gas. Selain, ratusan warga terpaksa mengungsi guna menghindari gas beracun tersebut.

Keracunan dengan dugaan yang sama bukan pertama kali terjadi wilayah lingkar tambang migas tersebut. Kebauan gas tersebut diduga akibat pencucian sumur gas.

 


Sementara itu, sebanyak 573 warga Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, masih mengungsi untuk menghindari keracunan yang diduga bersumber dari kegiatan PT Medco EP Malaka.

"Pengungsi yang tercatat mencapai 573 orang. Seluruhnya terfokus di tenda yang dibangun di depan Kantor Camat Banda Alam," kata Iskayoga, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Banda Alam.

Ia mengatakan mayoritas pengungsi dari Gampong Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timr, adalah kalangan wanita dan anak usia sekolah.

Mereka memilih mengungsi untuk menghindari keracunan sebagaimana puluhan warga lainnya yang saat ini dirawat di RSUD Dr Zubir Mahmud Aceh Timur, kata Iskayoga.

Jarak pemukiman penduduk dengan sumur gas berkisar antara 300 hingga 200 meter. Bahkan ada rumah warga yang jaraknya 150 meter dari titik slickline, sehingga warga khawatir dengan keselamatannya dan memilih mengungsi.

Secara terpisah, VP Relations & Security Medco E&P Malaka Arif Rinaldi menyatakan pihaknya terus berinisiatif menangani warga yang masih dirawat di RSUD Zubair Mahmud dan mengungsi di Kantor Kecamatan Banda Alam. Termasuk menyalurkan bantuan kepada warga. 

"Perusahaan telah menyalurkan kebutuhan warga yang mengungsi dan dirawat. Perusahaan juga sedang mengindentifikasi sumber kebauan yang dirasakan," kata Arif Rinaldi.

Perusahaan juga memastikan warga yang ada di RSUD Zubir Mahmud mendapat penanganan medis secara maksimal. Perusahaan juga menempatkan tenaga medis di Kantor Kecamatan Banda Alam.

"Kami juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memonitor serta mengidentifikasi sumber dugaan kebauan tersebut,," kata Arif Rinaldi.
 

Pewarta: Hayaturrahmah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023