Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menyatakan batik produksi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di daerah itu kini sudah dipasarkan keluar Provinsi Aceh.

"Batik UMKM dari Abdya dikenal dengan nama Ecoprint. Batik itu kini sudah dipasarkan hingga keluar Aceh. Bahkan pemasarannya juga ke Malaysia," kata Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Abdya Amri AR yang dihubungi dari Banda Aceh, Senin.

Ia mengatakan batik tersebut diproduksi kelompok usaha Berkah Flora Ecoprint. Kelompok tersebut merupakan satu-satunya memproduksi batik di Kabupaten Aceh Barat Daya.

Baca juga: Bea Cukai Langsa fasilitasi ekspor perdana kerang batik ke Thailand

"Motif batik ini dedaunan. Bahan bakunya juga dari tumbuhan. Kami terus memberi pendampingan kelompok usaha batik tersebut agar bisa lebih berkembang lagi," kata Amri AR.

Sementara itu, Marini, pengrajin batik di Kabupaten Abdya, mengatakan batik yang dibuat dengan motif dan pewarnaan dari tumbuh-tumbuhan. Motif dibuat dari dedaunan yang disusun di atas kain sebagai bakal batik.

"Selanjutnya, kain dengan dedaunan tersebut dikukus di air panas selama dua jam. Pewarna dalam pembuatan batik tersebut menggunakan bahan dari tumbuhan," katanya.

Marini menyebutkan dalam sebulan kelompok usahanya mampu memproduksi hingga 40 lembar batik bakal baju. Harga jual per bakal baju berkisar Rp350 ribu hingga Rp1,2 juta. 

Kelompok usaha Berkah Flora Ecoprint mempekerjakan 10 orang yang merupakan warga setempat. Sedangkan pemasaran dengan memanfaatkan media sosial.

"Pemasarannya selain pasar lokal di Aceh, juga dipasarkan ke beberapa provinsi, dan bahkan ke Kalimantan dan Malaysia. Penjualannya menggunakan media sosial seperti Instagram, WhatsApp, dan lainnya," kata Marini.

Baca juga: Batik Air buka layanan penerbangan Banda Aceh-Penang

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023