Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Aceh Ilyas menyatakan peristiwa gempa dan tsunami Aceh 2004 menjadi pengingat kepada masyarakat terhadap pentingnya pengetahuan atau mitigasi kebencanaan. 

"Bencana tsunami 2004 silam mengingatkan pentingnya pengetahuan mitigasi bencana. Inti pengurangan risiko bencana tersebut adalah pengetahuan masyarakat," kata Ilyas di Banda Aceh, Selasa.

Hal itu disampaikan Ilyas dalam seminar peringatan 19 tahun Tsunami Aceh yang bertajuk "Membangun Ketangguhan Melalui Pembelajaran Bencana Masa Lalu untuk Kesiapsiagaan Masa Depan’, di Banda Aceh. 

Ilyas menyampaikan, gempa dan tsunami Aceh 2004 silam bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri. Bencana alam tersebut berkaitan dengan yang pernah terjadi di masa lalu.

Berdasarkan penelitian Earth Observatory of Singapore bersama Universitas Syiah Kuala Aceh, setidaknya Aceh telah dihantam 14 tsunami besar, termasuk 2004 silam yang menurut data bank dunia telah menyebabkan 160 orang baik meninggal dunia maupun hilang. 

Kesimpulan itu didapatkan setelah ditemukan 11 lapisan tsunami tua di pantai barat provinsi ini dalam kurun 7.400 hingga 2.900 tahun lalu. Di tambah tiga temuan deposit dalam kurun 1.000 tahun.

Karena itu, kata dia, pengetahuan kebencanaan perlu terus diberikan, mengingat potensi bencana tsunami bisa terjadi lagi di masa mendatang. 

Ia menegaskan, Pemerintah Aceh melalui BPBA juga telah melakukan berbagai upaya mencegah bencana tsunami, antara lain simulasi bencana gempa dan tsunami, serta sosialisasi wilayah rawan bencana.

Kemudian, juga membentuk desa tangguh bencana, serta sekolah dan hotel aman bencana, gerakan pengurangan risiko bencana berbasis komunitas serta membentuk forum pengurangan risiko bencana secara bertahap di seluruh kabupaten/kota.

"Kami juga rutin menghidupkan sirine peringatan tsunami setiap tahunnya pada tanggal 26 Desember pukul 10.00 WIB yang terdapat pada enam titik di Banda Aceh dan Aceh Besar," kata Ilyas.
 

Pewarta: Nurul Hasanah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023