Pemerintah Kabupaten Aceh Besar merintis kerja sama bidang pertanian dengan Hanoi, Vietnam, dalam rangka memperkuat ketahanan pangan daerah.
“Kabupaten Aceh Besar memiliki luas wilayah terbesar kedua di Aceh setelah Kabupaten Aceh Utara, jadi selain sektor pertanian, Aceh Besar juga memiliki potensi di sektor lain seperti perkebunan, pariwisata, kelautan dan perikanan," kata Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto di Aceh Besar, Kamis.
Pernyataan itu disampaikannya usai mengikuti zoom meeting pilot project smart farming padi di Aceh Besar dengan Kedubes Besar Republik Indonesia (KBRI) di Hanoi (Vietnam).
Ia menjelaskan rencana kerja sama tersebut sangat penting untuk memperbaiki pasokan pangan serta ketahanan pangan. Di mana ada banyak faktor yang ikut mempengaruhi ketahanan pangan di setiap negara seperti perubahan iklim, rantai pasok dan sumber daya.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada KBRI Hanoi yang telah memfasilitasi rencana hubungan kerja sama ini, terkhusus di sektor pertanian karena lahan pertanian di Aceh Besar terkenal sangat luas,” katanya.
Iswanto mengatakan kolaborasi Aceh Besar-Hanoi merupakan langkah tepat, sekaligus strategis untuk memperkuat pasokan dan ekspor.
"Kami bertekad untuk visi baru kerja sama sektor pertanian yang dapat berubah dengan sangat cepat, sehingga keduanya harus saling melengkapi, saling mendukung, dan memperkuat kerjasama pertanian Aceh Besar-Hanoi," katanya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Agus Husni mengatakan Kabupaten Aceh Besar bersifat terbuka dengan semua investor, baik investor lokal maupun investor luar.
"Jika kerja sama ini terjalin, maka mengenai izinnya akan kita bantu, apalagi Aceh Besar banyak potensinya, baik di sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, kelautan dan perikanan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
“Kabupaten Aceh Besar memiliki luas wilayah terbesar kedua di Aceh setelah Kabupaten Aceh Utara, jadi selain sektor pertanian, Aceh Besar juga memiliki potensi di sektor lain seperti perkebunan, pariwisata, kelautan dan perikanan," kata Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto di Aceh Besar, Kamis.
Pernyataan itu disampaikannya usai mengikuti zoom meeting pilot project smart farming padi di Aceh Besar dengan Kedubes Besar Republik Indonesia (KBRI) di Hanoi (Vietnam).
Ia menjelaskan rencana kerja sama tersebut sangat penting untuk memperbaiki pasokan pangan serta ketahanan pangan. Di mana ada banyak faktor yang ikut mempengaruhi ketahanan pangan di setiap negara seperti perubahan iklim, rantai pasok dan sumber daya.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada KBRI Hanoi yang telah memfasilitasi rencana hubungan kerja sama ini, terkhusus di sektor pertanian karena lahan pertanian di Aceh Besar terkenal sangat luas,” katanya.
Iswanto mengatakan kolaborasi Aceh Besar-Hanoi merupakan langkah tepat, sekaligus strategis untuk memperkuat pasokan dan ekspor.
"Kami bertekad untuk visi baru kerja sama sektor pertanian yang dapat berubah dengan sangat cepat, sehingga keduanya harus saling melengkapi, saling mendukung, dan memperkuat kerjasama pertanian Aceh Besar-Hanoi," katanya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Agus Husni mengatakan Kabupaten Aceh Besar bersifat terbuka dengan semua investor, baik investor lokal maupun investor luar.
"Jika kerja sama ini terjalin, maka mengenai izinnya akan kita bantu, apalagi Aceh Besar banyak potensinya, baik di sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, kelautan dan perikanan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024