Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Masyarakat pengguna jalan lintasan nasional di Gunung Alur Naga sampai Alur Kering, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, mengeluhkan gelapnya suasana di jalan tersebut pada malam hari menyusul banyaknya lampu yang dijarah.

Salah seorang warga, Mayfendri di Tapaktuan, Rabu menyatakan,  sebelumnya, badan jalan berkonstruksi contilever yang baru selesai dibangun di sepanjang pinggir gunung Tapaktuan dengan dana APBN tersebut dalam kondisi terang dan terlihat cukup indah pada malam hari karena diterangi penerangan lampu tenaga surya.

Ia menyatakan, berdasarkan informasi dan pengamatan langsung pihaknya di lapangan, penyebab lampu di sepanjang badan jalan tersebut tidak hidup lagi sehingga mengakibatkan badan jalan gelap gulita di malam hari dikarenakan baterai lampu jalan tersebut dicuri oleh orang tidak dikenal.

"Baterai lampu tenaga surya yang dipasang di sepanjang jalan tersebut telah dicuri sehingga lampu tidak bisa hidup lagi pada malam hari. Diduga kuat memang telah dicuri karena travo lampu  terlihat banyak sudah terbuka dan hilang," katanya.

Karena itu, ia meminta kepada pihak Kementerian PUPR melalui instansi terkait yang mengurusi jalan lintasan nasional segera mengganti baterai lampu jalan yang sudah hilang itu dengan yang baru.

"Persoalan ini harus segera ditangani oleh pihak terkait, karena dengan kondisi badan jalan gelap gulita pada malam hari sangat berbahaya bagi keselamatan masyarakat pengguna jalan. Apalagi jalan tersebut merupakan jalan lintas nasional," pintanya.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 12 Balai Kementerian PUPR Provinsi Aceh, Boy yang dikonfirmasi wartawan membenarkan bahwa sebanyak belasan baterai lampu jalan bertenaga surya di sepanjang jalan gunung Tapaktuan sudah dicuri oleh orang yang tidak dikenal.

"Kami sudah melakukan pengecekan langsung ke lokasi, memang benar bahwa baterai lampu tersebut banyak sudah dicuri. Baterai yang terletak dalam travo tersebut ada yang dibuka travo lalu diambil baterai dan ada juga yang langsung diambil dengan travonya sekalian," ungkap Boy.

Anehnya lagi, ujar dia, warga sekitar yang diminta bantu untuk memonitor aksi pencurian baterai lampu itu setiap malam hari justru belum berhasil menemukan para pelakunya.

Pihaknya, lanjut Boy, memprediksi aksi pencurian itu khusus dilancarkan oleh para pelaku di saat subuh dinihari sekitar pukul 03.00 WIB ke bawah.

"Sudah dilakukan pemantauan oleh masyarakat sekitar pada malam hari tapi tidak berhasil menemukan pelaku. Kemungkinan besar aksi itu pada subuh dinihari," katanya.

Bahkan, menurut dia, aksi pencurian lampu bukan dengan cara memanjat tiang karena selain tiangnya berukuran kecil juga menjulang tingi. Kemungkinan besar pengambilan baterai lampu dilakukan dengan cara memarkirkan mobil truck pengangkut barang berukuran besar dipinggir jalan dengan modus pura-pura rusak sehingga memudahkan pelaku melancarkan aksinya.

Ia mengatakan terkait persoalan itu telah dilaporkan kepada pejabat terkait di Balai Kementerian PUPR Provinsi Aceh guna diambil tindakan lebih lanjut.  

Pewarta: Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017