Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) mengharapkan agar pemerintah daerah mengupayakan penampungan yang layak bagi pengungsi etnis Rohingya yang berada di Aceh.

Assistant High Commissioner for Protectiction of UNHCR Ruvendiri Promoda Menikdiwela di Banda Aceh, Senin, mengatakan UNHCR tidak menyediakan tempat penampungan, hanya menunggu arahan dari pemerintah dan mendukung pemerintah untuk menyediakan tempat penampungan bagi pengungsi Rohingya.

“Harapan kami apabila bisa, pengungsi ditempatkan di tempat penampungan formal yang kondisi hunian lebih layak untuk hidup jangka panjang,” kata Ruven di Banda Aceh.

Baca juga: Pemkab Aceh Barat koordinasi percepat pemindahan imigran Rohingya

Ia menyebut UNHCR sangat berterima kasih kepada pemerintah Indonesia yang telah mengizinkan pengungsi tinggal di lokasi penampungan di Aceh. Saat ini ada sekitar 1.200 orang Rohingya di Aceh yang tersebar di beberapa lokasi penampungan.

Hanya saja, para pengungsi itu masih banyak menempati lokasi penampungan yang belum layak, salah satunya seperti parkir bawah tanah atau basement gedung Balai Meseuraya Aceh (BMA) di Banda Aceh, yang sudah ditempati sekitar lima bulan oleh seratusan lebih imigran Rohingya.

“Kami tahu pemerintah juga hendak memindahkan pengungsi dari disini, kami juga sepakat dan pengungsi juga sepakat untuk pindah dari sini. Jadi langkah berikutnya adalah bagaimana nanti pemerintah daerah menemukan tempat penampungan lain untuk solusi penempatan lebih lanjut,” ujarnya.

Menurut dia, tempat penampungan yang layak tidak hanya bagi pengungsi Rohingya di BMA, tetapi juga bagi pengungsi Rohingya lain yang tersebar di Kota Sabang, Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Barat, Pidie, dan Aceh Timur.

Secara jangka panjang, lanjut dia, UNHCR berharap agar pengungsi Rohingya dapat tinggal di tempat yang ditetapkan secara formal oleh pemerintah, mengingat saat ini banyak dari mereka yang masih tinggal di tempat informal dan situasi belum terlalu baik.

“Sekarang yang diperlukan terutama untuk kelompok ini adalah mencarikan tempat penampungan yang lebih memadai, dimana mereka bisa tinggal di struktur bangunan dan juga anak-anak bisa pergi sekolah dan bisa mengakses kebutuhan dasar,” ujarnya.

Baca juga: Delapan imigran Rohingya telah kabur dari penampungan, tersisa 67 orang

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024