Kalangan pedagang dan agen pengumpul menyebutkan harga biji kakao kering di Kabupaten Aceh Timur kini mencapai Rp120 ribu per kilogram dari sebelumnya hanya Rp32 ribu per kilogram.

Nasir, pedagang kakao, di Aceh Timur, Selasa, mengatakan naiknya harga kakao tersebut sudah terjadi sebelum lebaran Idul Fitri disebabkan tingginya permintaan pasar, sementara hasil produksi tidak ada.

"Hasil produksi tidak ada, dikarenakan serangan hama, sehingga warna menjadi hitam, lalu membusuk dan akhirnya gagal panen," kata Nasir.

Dia mengaku para petani juga tidak bergairah lagi merawat tanaman kakao dan mengambil jalan pintas dengan menebang tanaman. Kemudian, di lahan tersebut ditanami tanaman kelapa sawit.

"Banyak pemilik perkebunan kakao di Aceh Timur memilih mengalihfungsikan kebun mereka menjadi perkebunan sawit, maka dari itu harganya melambung karena tidak ada produksi, sedangkan permintaan tinggi. Kalaupun ada, tetapi sedikit, itu pun diserang hama, ya terakhir gagal panen," kata Nasir. 

Sedangkan harga pinang, kata Nasir, mengalami penurunan drastis dari sebelumnya Rp25 ribu per kilogram menjadi Rp4 ribu per kilogram.

"Turunnya harga pinang akibat permintaan dari pasar luar seperti India berkurang," kata Nasir.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Timur Darmawan mengaku terkait tanaman kakao di Aceh Timur sudah banyak yang mati. Bahkan tak sedikit petani mengalihkan dari tanaman tersebut ke sawit.

"Tapi, kami akan melakukan pendataan ulang terkait luas pohon kakao yang masih ada. Untuk upaya dalam menyelamatkan pohon kakao tersebut, kami keterbatasan anggaran," kata Darmawan. 

Ia menyebutkan berdasarkan data 2023, produksi kakao di Aceh Timur 6,57 ribu ton dengan luas lahan mencapai 13.572 hektare. Sentral produksi kakao di antaranya di Kecamatan Darul Ihsan, Kecamatan Penaron, dan Kecamatan Ranto Pereulak, dengan jumlah petani 12.145 orang.

"Sedangkan produksi pinang di Aceh Timur pada 2023 sebanyak 1.757 ton dengan luas 2.842 hektare, dengan jumlah petani 12.578 orang, Sentra produksi pinang ada di Kecamatan Pante Bidari, Kecamatan Simpang Ulim, Kecamatan Penaron, dan Kecamatan Ranto Peureulak," kata Darmawan.
 

Pewarta: Hayaturrahmah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024