Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh menjalin kerjasama program summer school dengan Department of Mineral Resources Engineering (DMRE) Universiti Sains Malaysia (USM) sebagai upaya mewujudkan praktik pertambangan berkelanjutan.

"Mewujudkan praktik pertambangan yang baik dan berkelanjutan, kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan sangat penting," kata Wakil Dekan Fakultas Teknik USK Banda Aceh, Iskandar, di Banda Aceh, Jumat.

Program summer school dengan tema "Acehnese Southwestern Coastal Harmony: Integrating Sustainability, Mining Innovation, Environmental Strategies, and Community Adventure" ini bertujuan mengintegrasikan aspek keberlanjutan, inovasi pertambangan, strategi lingkungan, dan pengembangan komunitas. 

Dirinya menyampaikan, program yang diikuti 58 mahasiswa dari kedua kampus itu dimulai dengan perkuliahan daring untuk mempersiapkan pengetahuan mereka terkait hidrologi, hidrogeologi, kebijakan lingkungan, simulasi perencanaan pertambangan menggunakan net-hydro, rehabilitasi lokasi tambang dan lainnya.

Kemudian, program itu juga diisi dengan kegiatan sosial berupa community engagement dengan masyarakat di sekitar lokasi tambang. 

"Ini bertujuan meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang hubungan antara industri tambang dan masyarakat sekitar," ujarnya.

Iskandar menjelaskan, peserta summer school nantinya juga mengunjungi Universitas Teuku Umar di Meulaboh, dan melakukan site visit ke beberapa industri pertambangan di sana, yaitu PT Solusi Bangun Andalas, PT MIFA Bersaudara, dan PT Bara Energi Lestari. 

"Kunjungan dimulai dengan mengunjungi viewpoint PT MIFA Bersaudara, area sump, water treatment (mega pond), dan area reklamasi," katanya.

Selain PT MIFA Bersaudara, peserta juga mengunjungi PT Solusi Bangun Andalas dan melihat gua mineral kuarsa (Karst) di wheung dalam, area pengolahan dan produksi semen, serta reklamasi. 

"Kegiatan site visit dipandu oleh tim profesional dari setiap perusahaan untuk menjamin diskusi yang interaktif dan inspiratif antar peserta," ujarnya.

Selain kegiatan yang berkaitan dengan dunia pertambangan, lanjut dia, kegiatan summer school juga mencakup cultural-tourism untuk mengenalkan kekayaan budaya Aceh.

"Terkhusus untuk mahasiswa dari USM, mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan menarik di Aceh seperti Masjid Raya Baiturrahman, Pasar Aceh, Pantai Lhoknga, dan Masjid Rahmatullah Lampuuk," katanya.

Dalam kesempatan ini, Iskandar juga menuturkan, program ini juga sebagai wujud peningkatan kualitas program studi teknik pertambangan USK Banda Aceh ke jenjang Internasional yang sejalan dengan visi USK menuju World Class University (WCU). 

Dirinya berterima kasih karena pelaksanaan program summer school ini didanai dan didukung oleh hibah WCU USK, PT MIFA Bersaudara, PT Bara Energi Lestari, dan PT Solusi Bangun Andalas. 

Sementara itu, Ketua Tim rombongan USM, Assoc Prof Syed Fuad Saiyid Hashim menyambut baik dan senang karena dapat membawa pelajar DMRE USM untuk melihat kondisi pertambangan di Aceh. 

"Ini juga menjadi pembanding dengan proses pertambangan yang ada di Malaysia dan pembelajaran praktis di luar teori bagi mahasiswa DMRE USM," demikian Prof Syed Fuad Saiyid.

Baca juga: Hasil survei pusat riset USK, indeks performa Polresta Banda Aceh meningkat

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024