Pakar Fisiologi dari Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, dr Zulkarnain menyarankan agar sekolah di Banda Aceh membatasi aktivitas pelajar di luar ruangan seperti kegiatan olahraga dan upacara bendera di lapangan terbuka karena cuaca panas mencapai 37,4 °C.
“Kalau melihat situasi itu, kegiatan upacara harusnya dibatasi di luar ruangan, karena banyak dampak negatifnya, kecuali kalau ada keperluan yang urgen. Hindari terpapar langsung dengan matahari,” kata dr Zulkarnain, di Banda Aceh, Sabtu.
Kepala Prodi Magister Sains Biomedis Fakultas Kedokteran di USK ini mengatakan, anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terkena dampak dari cuaca panas. Mereka lebih cepat kehilangan cairan atau dehidrasi jika terpapar cuaca panas dibandingkan orang dewasa.
“Kalau dilakukan lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Kalau perlu menyampaikan informasi bisa dilakukan dalam ruangan saat proses belajar mengajar,” ujarnya.
Dirinya mencontohkan, praktik ini sudah biasa dilakukan di negara berjulukan Matahari Terbit Jepang. Pemerintah di sana melek dengan informasi cuaca yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat.
Saat cuaca panas, sekolah di sana diliburkan agar menghindari anak terdampak dengan cuaca ekstrem.
“Kalau di sana, cuaca panas yang luar biasa anak-anak sudah diliburkan sehari sebelumnya karena informasi dari BMKG menjadi imbauan bagi seluruh masyarakat. Mungkin untuk masyarakat kita, harus melek dengan informasi dari BMKG juga,” katanya.
Dirinya berpendapat, meskipun Banda Aceh tidak meliburkan sekolah saat cuaca panas, tetapi ia berharap pihak sekolah harus membatasi aktivitas di luar ruangan, dan tidak perlu melaksanakan upacara saat cuaca seperti ini, harus waspada dan sebisa mungkin menghindari paparan cuaca ekstrem.
“Kepada guru-guru, untuk mencegah anak ini dari hal yang tidak diinginkan akibat cuaca ekstrem. Upacara tidak perlu,” ujarnya.
Seperti diketahui, BMKG mencatat suhu udara harian di wilayah Banda Aceh mencapai suhu tertinggi se-Indonesia lebih dari 35 °C dan maksimum mencapai 37,4 °C.
Suhu panas di bulan Juli ini diketahui merupakan akibat dari posisi matahari dan kondisi musim di Aceh terutama Banda Aceh dan Aceh Besar. Kondisi ini kemungkinan besar masih terjadi hingga Agustus mendatang.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
“Kalau melihat situasi itu, kegiatan upacara harusnya dibatasi di luar ruangan, karena banyak dampak negatifnya, kecuali kalau ada keperluan yang urgen. Hindari terpapar langsung dengan matahari,” kata dr Zulkarnain, di Banda Aceh, Sabtu.
Kepala Prodi Magister Sains Biomedis Fakultas Kedokteran di USK ini mengatakan, anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terkena dampak dari cuaca panas. Mereka lebih cepat kehilangan cairan atau dehidrasi jika terpapar cuaca panas dibandingkan orang dewasa.
“Kalau dilakukan lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Kalau perlu menyampaikan informasi bisa dilakukan dalam ruangan saat proses belajar mengajar,” ujarnya.
Dirinya mencontohkan, praktik ini sudah biasa dilakukan di negara berjulukan Matahari Terbit Jepang. Pemerintah di sana melek dengan informasi cuaca yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat.
Saat cuaca panas, sekolah di sana diliburkan agar menghindari anak terdampak dengan cuaca ekstrem.
“Kalau di sana, cuaca panas yang luar biasa anak-anak sudah diliburkan sehari sebelumnya karena informasi dari BMKG menjadi imbauan bagi seluruh masyarakat. Mungkin untuk masyarakat kita, harus melek dengan informasi dari BMKG juga,” katanya.
Dirinya berpendapat, meskipun Banda Aceh tidak meliburkan sekolah saat cuaca panas, tetapi ia berharap pihak sekolah harus membatasi aktivitas di luar ruangan, dan tidak perlu melaksanakan upacara saat cuaca seperti ini, harus waspada dan sebisa mungkin menghindari paparan cuaca ekstrem.
“Kepada guru-guru, untuk mencegah anak ini dari hal yang tidak diinginkan akibat cuaca ekstrem. Upacara tidak perlu,” ujarnya.
Seperti diketahui, BMKG mencatat suhu udara harian di wilayah Banda Aceh mencapai suhu tertinggi se-Indonesia lebih dari 35 °C dan maksimum mencapai 37,4 °C.
Suhu panas di bulan Juli ini diketahui merupakan akibat dari posisi matahari dan kondisi musim di Aceh terutama Banda Aceh dan Aceh Besar. Kondisi ini kemungkinan besar masih terjadi hingga Agustus mendatang.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024